Sunday, 9 August 2020

PERSIMPANGAN

 

Hallo, apakabar? Akhirnya setelah beberapa tahun mencoba membuat diri ini pulih aku kembali perlahan membuat beberapa tulisan kecil. Proses healing itu memang benar-benar luar biasa, setelah memutuskan untuk istirahat lalu memulai kehidupan baru memang menghasilkan berjuta pelajaran didalam hidup. Seorang sahabat pernah berkata padaku 

suatu hari lo bakalan balik pulih lagi ingat itu “ dan saat ini aku sudah merasakan itu. Sebenarnya rindu dengan nulis di blog, lalu susun draft untuk novel yang tiada usainya hahaha. Dan pada satu titik diperjalanan healing itu aku yakin ini semua sudah kembali seperti di awal.

Kita memang perlu kecewa untuk tau bahagia

________

Hari ini Minggu 09 Agustus 2020,

Kasus Covid-19 di Jakarta masih tinggi, bahkan kemarin menembus lebih dari 500 kasus. Tapi aku buka mau bahas itu sih ya, aku Cuma mau mengingatkan untuk kalian stay safe selalu, aku manusia yang memang memiliki beberapa kesibukan diluar yang tidak memungkinkan jika harus selalu berada di dalam rumah. Beberapa kali aku juga masih berkumpul bersama tapi mengikuti protocol yang di tetapkan pemerintah kita.

Satu hari, ada sebuah perbincangan yang masih membuat aku berfikir hingga sekarang. Awalnya memang aku gak berminat buat cerita di blog aku ini Cuma sepertinya asik juga ya kalau bahas ini.

Ini cerita tentang dua insan yang memiliki satu jalan tapi berbeda tujuan. Satu visi misi tapi tidak bisa berada di puncak untuk merealisasikan.

______

Sore itu di tempat kopi yang ada tepat di jalan melawai, ya kalian pecinta kopi pasti tau itu dimana. Awalnya perbincangan ku dan Ara sebut saja nama samaran ini hanya sebatas pekerjaan dan pembahasan mengenai kuliah yang sedang ku ambil. Ara seorang mahasiswa kedokteran yang sedang mengambil intership kebetulan di klinik milik keluarga besar ku semakin hari aku makin akrab dengan Ara, sampai kita sering membawa dunia percintaan kita berdua jadi topic di sela-sela perbincangan saat bertemu.

Ara sudah menjalin 6 tahun hubungan dengan salah satu teman nya dari SMA, sudah terbilang lama bukan? Aku kenal Ara memang dari klinik, kita satu tim dan setiap dinas bersama, Ara laki-laki yang taat dalam menjalankan agama, Ara juga anak baik yang selalu jadi favoriet pasien di klinik. Hampir beberapa hari aku sadar kerjaan Ara memang kurang rapih dan selalu berantakan, sampe akhirnya aku beranikan nanya ke dia apa yang terjadi.

Keluar deh yuk sebentar, ngobrol selepas dinas ya”

Hari itu memang kami sedang ada didalam satu tim lagi dan kebetulan juga, aku sedang berada di satu titik jenuh dengan hari-hari.

Ara membuka topic tentang bagaimana jika aku harus memilih, memilih dalam konteks apa dan bagaimana pun belum ia jelaskan sampai di akhir pernyataannya

“ Dia atau Tuhan? “

Satu hal yang aku tau dari Ara, dia mencintai seorang yang bukan se-iman dengannya. Dan aku pun merasakan hal itu.

Ra, lo sekarang ada di persimpangan jalan, entah lo lanjut ke depan berdua atau memilih jalan masing-masing. Lo ke kanan dan dia ke kiri.”

Ara diam, dalam diamnya aku tau dan paham didalam fikiran itu bergejolak. Entah meninggalkan atau melanjutkan itu yang menjadi pilihan. Bagaimana bisa problematika cinta beda agama menjadi proses yang menyakitkan dalam urusan percintaan? Ya cukup menyedihkan, merelakan tapi apa yang harus di relakan? Ketika semua berjalan sesuai rencana namun kalian melupakan tembok itu. Tembok pembatas yang begitu tinggi, antara Rosario dan Ka’bah.

Kenapa ya, orang lain bisa merasakan bahagia setelah menjalani hubungan lama dan berakhir di pernikahan. Atau bagaimana orang lain bisa merasakan kesedihan karena alasan? Berpisah karena masalah maksudnya. Berpisah saat mereka bertengkar hebat karena orang ketiga, berpisah karena kesalah fahaman yang tak berujung. “

“ Lalu? Teralalu menyakitkan jika berpisah karena keadaan. Sungguh.”

“ Lo bisa bayangin kan Yan? Berpisah karena keadaan, hanya karena keadaan. Disaat semua baik-baik saja, gak ada ribut, gak ada cekcok dan kita masih bahagia namun didepan persimpangan jalan yang kita tuju setelah sekian lama berjalan berdua. Sudah ada dua jalan dan salah satunya berpisah? Ya masalahnya dimana? Kenapa disaat semua baik-baik saja harus berpisah? “

Aku diam, kali ini memang benar. Menyakitkan, dibagian mana ada permasalahannya untuk berpisah karena keadaan?

Jawabannya 1, perbedaan itu begitu nyata terlihat. Bagaimana rasanya berpisah di saat semua terlihat bahagia. Itu hal yang menyakitkan. Antara cinta dan tuhan.

Aku pernah pindah dari rumah ke rumah ya ibaratnya gitu, beberapa perjalanan pernah ku lewati. Di fase menjalani hubungan toxic hingga hubungan yang menurut ku sempurna tapi ada aja jalannya yang membuat itu sulit. Semua tergantung proses. Ara mungkin merasa ada di titik yang memang berat. Bertahan atau meninggalkan. Ara masih merasa berat untuk meninggalkan karena dia juga sayang dengan wanitanya, juga Ara belum memiliki keberanian mengajak lebih dalam di sebuah hubungan yang nantinya berujung pada pernikahan.

Untuk ku memilih jalan karena perihal perbedaan iman bukan hal mudah. Apalagi untuk melanjutkan pernikahan.

Lo tau ra? Melepas kadang jawaban, tengok ke belakang. Disana ada orang tua dan keluarga lo. Tengok juga ke dia, bagaimana keluarganya mencintai dia Ra, hubungan ini bukan perihal antara lo dan dia. Ini perihal lo dan keluarga lo lalu dia dengan keluarganya. Dia lo berdua mungkin gak ada masalah tapi di keluarga kalian. “

Kaya hitam dan putih yah? Gak bakal pernah nyatu. Kayak timur dan barat yang sampe kapan juga gak bakal searah.”

Ara diam lagi

Tapi setidaknya perbedaan hitam putih bisa menambah warna

Tapi setidaknya timur dan barat walau tidak searah, mereka bisa bertemu dan saling berhadap hadapan.

Perbedaan itu perlu,tidak semuannya harus mempunyai persamaan.”

Apakah aku harus tetap melepaskannya “

“ belajar melepaskan dirinya, walau setengah mu masih ada bersama dia. Aku yakin Ra, kamu bakal terbiasa awalan berat tapi ingat di kondisi ini dia maupun kamu gak bisa egois“

_______

Hari ini tepat 1 bulan setelah perbincangan aku dan Ara sore itu di tempat kopi. Semua argumentasi kita sudah habis dan Ara yang akhirnya memberanikan diri untuk mengambil keputusan itu, terlihat semakin membaik. Pekerjaannya sudah balik ke awal seperti Ara yang aku tau dan aku kenal. Dia sudah mulai baik-baik saja setelah perpisahan.

Semua akan memiliki proses healing dari masalah mereka masing-masing bagaimana juga kehidupan itu berjalan.

Kehilangan karena keadaan apapun itu memang tidak pernah sesederhana kedengarannya, patah hati yang senyata-nyata nya patah.

Aku dan kamu hebat. Tak berdebat. Tapi tamat.” Kata Ara yang sedang ku lihat menggenggam sepucuk surat tapi itu adalah undangan pernikahan.

Ku kira kita adalah selamanya, ternyata tidak lebih lama dari sebentar. Aku kira selama apapun, sejauh apapun, seperti apapun, rumah adalah tempat pemberhentian. Untuk pulang, selamanya.”

Aku diam matanya mulai menunjukan jika dia dalam keadaan yang tidak baik.

Namun, dia hanya singgah. Menetap sebentar namun menyisahkan kisah yang membuat segenap sayang. Aku kira selama apapun, sejauh apapun, seperti apapun, rumah adalah tempat pemberhentian. Untuk pulang, selamanya. Ternyata benar. Hanya bukan akulah rumahnya.” Lanjutnya

“ Kamu pasti sembuh dan melewati. “

Sore itu ku tutup perbincangan bersama dengan Ara, dengan menenangkan-nya jika semua berjalan karena alasan dan menghasilkan satu pembelajaran hidup.

-Pernah menjadi yang paling cemas,sebelum jadi yang paling ikhlas

Jakarta 8 Agustus 2020 19.34 WIB.

 

Saturday, 3 February 2018

Setelah putus


Pahit memang, namun mau tak mau kau harus melanjutkan yang tersisa meski semua tak pernah sama dan berbeda. Setelah putus beberapa dari kalangan remaja memang memilih untuk mengurung diri dan bersedih. Itu wajar saja, tidak ada seorang yang akan baik baik saja lepas dari sebuah hubungan. Meski meninggalkan berjuta kenangan pahit tetap saja berpisah tetaplah hal yang menyedihkan. Begitu menurut ku, tapi ku terima semua masukan yang akan kalian utarakan. Melepaskan bukan hal yang mudah juga bukan hal yang menyenangkan, jika bagi mu itu akan membuat lega mungkin kisah mu begitu menyiksa. Ada beberapa alasan orang memilih untuk berpisah, bisa karena sudah tidak ada kecocokan di antara mereka, bisa karena hadirnya sosok orang ketiga dan bahkan yang lebih menyedihkan adalah berpisah namun tidak terjadi hal hal pahit seperti yang ku sebutkan di atas. Lebih tepatnya mengenai restu, itu menyedihkan tentu, kalian tidak akan sanggup bagaimana berpisah dalam keadaan baik-baik saja. Mungkin terdengar aneh. Percayalah ini sungguh menyakitkan.

Dari aku yang pernah menjadi bagian penting di hari-hari mu, aku dan kamu dulu masih sering menghabiskan waktu bersama lalu, tidak ada kata-kata bosan didalam hubungan itu, aku dan kamu berbahagia, ya kamu tahu bagaimana aku melewati hari-hari bahagia itu? Sungguh aku senang bersama denganmu. Beberapa kenangan kita ciptakan saat mengarungi jalan,dimana pun bersama mu aku tahu aku bahagia. Beberapa kali aku meragukan hubungan itu namun kau meyakinkan semua akan baik-baik saja selama kita bersama. Kamu yang tiada henti menjadi si penyemangat itu, tiada pernah lelah berada di samping ku, bahkan kamu yang selalu siap pasang badan saat aku terjatuh untuk kesekian kalinya. Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta dalam pada mu. Sungguh dulu aku tidak akan sanggup mencari jalan bagaimana cara melepasmu, mungkin akan begitu sulit.
Hari demi hari kau dan aku semakin kuat, kau tahu bagaimana aku bersyukur memiliki mu? Aku bersyukur tuan. Kamu disamping ku sebagai sebuah hadiah terindah semenjak dulu pengkhianatan itu terjadi, kamu sudah menjadi hadiah yang tuhan kirim untuk ku. Luka lama itu perlahan sembuh dan menghilang semenjak kamu bersama dengan ku. Dulu kamu yang pernah mengatakan jika kamu tidak akan meninggalkan ku, tentu aku percaya akan hal itu. Kamu adalah laki-laki yang memegang erat janji. Aku tahu bukan hal sulit kita terus bersama

Sampai pada akhirnya aku sadar, keadaan ini membuat ku dan kamu sulit bersama. Tuan, sudah hampir beberapa tahun kamu dan aku menghabiskan cerita cinta bersama, membangun tinggi istana yang nantinya akan kamu dan aku tempati dan menjadi tempat saksi cinta kita tumbuh abadi. Maafkan aku, jika itu semua akan sirna

Kau tahu betapa sulit melepaskan dan merelakan, bahkan menangisi hal ini pun sudah tak mampu ku lakukan. Tangisan itu semakin membuat ku sesak ketika melihat mu. Bagaimana bisa aku harus melihat mu dengan sosok lain, dan bagaimana bisa kamu akan melepaskan ku dengan sosok pria lain? Kau tahu beberapa kenangan indah kita masih menjadi memori terindah ku, beberapa kenangan itu masih bersarang selalu di hati ku, disebuah ruangan kecil yang tidak akan ku biarkan seorang pun membukanya. Aku berjanji.
 
Biarkan ini berjalan seiring waktu, dulu begitu kita tertawa bahagia saat hal-hal konyol kau dan aku ciptakan sungguh membuat ku merindu. Sejujurnya merindu mu itu bukan hal yang sulit, kamu masih begitu perduli pada ku bahkan sering kali kau ucapkan “ Aku akan tetap akan selalu ada disamping mu” kamu bukan sekedar mengatakan itu, kamu benar melakukan itu. Setiap kali aku merindukan mu, kamu masih tetap setia bersama ku. Tuan sulit bukan berpisah seperti ini, bagiku dulu kamu bukan sekedar seorang kekasih! Kamu lebih dari itu! Kamu adalah teman terbaik yang pernah ku miliki, tuan hingga saat ini aku masih sangat mencintai mu, walau sulit melepaskan mu. Yang harus kau tahu bagaimana mungkin aku melupakan semua kenangan yang bahkan tiada satu pun kenangan buruk yang pernah kau dan aku . ciptakan. Semua kenangan yang mayoritas kebahagiaan mungkin akan sulit aku lupakan. Tidak haha aku tidak akan pernah lupa, mungkin jika nanti kamu melupakannya. Percayalah dipertemuan kau dan aku yang akan datang di masa depan jika saja kamu pertanyakan kenangan itu, aku akan menjawab semua dengan benar apa saja yang kau ingin ingat akan ku ceritakan. 


Di malam ini aku merindukan mu tuan. Ku harap kamu bisa mendengarnya. Disini pada sabtu malam yang dingin, aku menulis beberapa tulisan kecil. Setelah berpisah aku masih selalu merindukan mu.- Yang merindukan mu

Sunday, 24 September 2017

SATU HARI DI BULAN JANUARI

Beberapa tahun lalu semua masih terasa indah dan baik-baik saja. Kamu yang sangat mencintai ku senantiasa ada didalam hari-hari ku tuan, hari-hari yang kita lewati begitu indah. Entah bagaimana aku bisa bersyukur aku mendapatkan sosok yang sangat mencintai ku serta sangat menyayangi ku. Beberapa hal selalu membuat ku merasa bahagia di cintai oleh mu, dulu kamu selalu berkata “  terus temani aku “ ya aku ingat akan semua ucapan itu. Aku berjanji akan menemani mu tuan, sungguh aku tidak akan ingkar pada semua janji ku. Januari memang menjadi bulan untuk kita bukan? Dimana pertemuan itu dimulai, apa kau ingat tuan? Bagaimana dulu aku dan kamu bertemu di satu hari pada bulan Januari yang tidak akan pernah dapat ku lupakan. Semua berlalu begitu cepat, hari-hari pun berganti begitu cepat hingga aku sadari begitu lama aku menemani mu. Dan aku bangga akan hal itu.

Tuan, kau tahu aku selalu membanggakan mu di hadapan semua sahabat ku. Kamu mengenal mereka dan mereka mengenal mu, menurut mereka kamu sosok yang baik dan dapat membimbing ku serta mereka percaya jika kamu tidak akan pernah menyakiti ku. Tuan, aku juga senang kau bisa mengenal mereka semua. Mereka adalah penghibur lara ku saat kau jauh dari ku. Mereka yang selalu ada disaat pertengkaran antar kau dan aku menimbulkan tangisan ku. Mereka lah yang selalu menenangkan ku tuan. Jadi ku mohon mengertilah, mereka pun sangat berarti bagi ku.

Ada beberapa hal yang ingin ku ceritakan dalam kisah ini tuan, malam ini aku merindukan mu, tiba-tiba saja gambar mu muncul didalam fikiran ku. Raut wajah dengan senyuman yang selalu membuat ku bahagia itu datang menyapa. Maaf aku sangat merindukan mu namun aku tidak kuasa mengatakannya tuan. Semua berjalan lancar, tapi setelah kamu menemukan beberapa teman baru mu aku merasakan hal yang berbeda. Terlebih saat ada dia didalam hari-hari mu. Boleh aku cemburu? Ya tentu saja aku cemburu namun saat itu aku tidak pernah mengungkapkannya dan lebih memilih diam dalam kesedihan ku. Tuan, aku melihat raut kebahagiaan mu saat beberapa pesan masuk didalam ponsel mu, aku mencoba untuk tetap positif dalam hal ini. Namun, saat itu hati ku terasa sangat sakit, maaf aku lancang membaca percakapan mu dengan dia yang kau sebut sebagai seorang teman. Aku sedih mengapa kamu begitu asyik berbincang dan terasa begitu nyaman dengannya. Sementara saat itu hubungan yang kita jalani sedang tidak baik, kamu selalu mengabaikan pesan ku dan sibuk dengan segala urusan mu. Tidak apa, aku tidak akan menuntut semua waktu mu itu tuan. Kamu pun berhak memiliki waktu mu sendiri. Maafkan jika aku selalu menganggu mu dengan ribuan pesan tak jelas itu, aku hanya tidak mampu mengungkapkan jika aku merindukan mu. Cara ku yang salah kian membuat mu merasakan kejenuhan di hubungan kita.

Dalam beberapa waktu, kamu menjadi semakin jauh dari ku. Waktu yang kamu miliki begitu sedikit untuk ku. Bahkan aku ingat saat pertemuan kita untuk terakhir kalinya kamu masih begitu asyik dengan ponsel mu lalu mengabaikan ku “ lagi “.

Tenang saja, aku tidak akan menuntut mu untuk mendengarkan dan fokus pada ku. Namun tuan, semua menjadi sangat dingin dan canggung untuk ku. Entah bagaimana aku mau memulai percakapan dengan mu. Semua menjadi seperti kamu adalah orang asing bagi ku. Kamu terlihat berbeda beberapa akhir itu. Kamu selalu memainkan ponsel mu dan tidak pernah jauh dari barang kecil itu tapi mengapa kau selalu mengabaikan semua pesan dan semua telefon ku tuan?

Pada malam dimana kamu tidak memberikan kabar pada ku sama sekali. Aku begitu khawatir hingga ku hubungi semua teman-teman mu namun nihil hasilnya mereka pun tidak mengetahaui dimana keberadaan mu. Hingga ku beranikan diri untuk menemui dirumah.

Hampir beberapa jam ku habiskan hanya untuk menungu, beberapa kali ku lihat arloji yang terus memutar. Pergantian waktu itu tidak menyurutkan niat ku untuk beranjak pergi dari rumah mu. Namun di ujung jalan ku temui mobil mu, hati ku senang karena kamu baik-baik saja sampai dirumah. Hingga akhirnya aku sadar kamu tidaklah sendirian. Didalam mobil mu duduk seorang yang ku ketahui siapa dirinya, itu adalah orang yang kau panggil dengan sebutan “ teman “. Aku mencoba untuk baik-baik saja, dan segera pergi dari rumah mu. Aku lihat dari kejauhan kamu masuk bersama dengannya dimalam larut. Aku tidak tahu apa yang akan kalian lakukan diluar sana. Aku mencoba tegar dan pada akhirnya ku tahu ada airmata yang mengalir deras dipipi ku.

Setelah kejadian itu, kamu menjadi berubah. Tidak biasanya kamu selalu memperhatikan aku, dan memberikan beberapa kejutan kecil untuk ku. Sungguh aku tidak bisa melupakan kejadian pada malam itu. Aku larut dalam kepura-puraan seakan tidak terjadi apa-apa diantara kita.
 apa kamu mencintai ku? “
“ ya tentu hanya kamu yang aku cintai”
Itu yang ku dengar dari mu. Hanya aku katamu wanita yang kamu cintai. Hari itu aku mencoba melupakannya. Aku memohon hati ku untuk memaafkan mu untuk pertama kalinya dan melanjutkan kisah kita.

Pada hari ulang tahun mu, aku sengaja meluangkan waktu disela kesibukan ku untuk memberikan kejutan untuk mu. Selepas tugas ku di kantor akhirnya, aku menemui mu di sebuah tempat yang sudah sejak sore tadi ku beritahukan pada mu. Kamu bilang kamu akan datang namun sedikit terlambat karena urusan pekerjaan mu belum selesai, baiklah aku menunggu kedatangan mu dengan perasaan yang sangat senang berharap kamu akan bahagia dengan hadiah yang akan aku berikan untuk mu. Hadiah yang sangat kamu impikan sejak lama. 3 jam berlalu hingga kafe tempat kita janji untuk bertemu tutup akhirnya aku menyerah. Aku datang ke rumah mu malam ini. Aku melihat ada mobil mu didalam rumah. Lagi-lagi fikiran negatif itu datang, dan tuan aku memberanikan diri untuk masuk. Naasnya aku masih bisa mengingat bagaimana sakitnya hari itu. Kamu memeluk dia yang kau sebut sebagai teman dengan hangat, dia memberikan mu hadiah yang hendak ku berikan untuk mu. Lagi, kamu mengecup keningnya dengan hangat. Kau tahu? Apa yang ku rasakan? Bahkan aku tidak bisa mengeluarkan air mata dimalam itu. Semua terasa sesak dan sakit.

“ Aku sudah menunggu 3 jam. Tidak apa jika kamu tidak datang, aku tahu kamu sudah merayakan ulang tahun mu dengannya. Ini yang akan ku berikan pada mu.”
“ Dengarkan aku, ini bukan seperti yang kamu lihat.”
“ Tidak apa, aku akan pergi sekarang. Selamat ulang tahun aku mencintai mu.”

Itu kalimat terakhir yang ku ucapkan untuk mu, kau ingat bukan? Hari dimana aku mencoba untuk melepaskan mu. Hari dimana aku memulai hidup baru dan lebih menghargai perasaan ku. Tidak selamanya aku bertahan tuan.

Aku akan bertahan, jika kamu pun bisa mempertahankan ku didalam kisah ini, namun nyatanya kamu memang merelakan ku dan memilih untuk pergi memulai kisah mu yang baru dengan seorang yang juga baru ku kenal. Tuan, aku akan bahagia jika kamu pun bahagia. Aku tidak mendendam, akan ku biarkan kali ini aku yang tersakiti meski sudah ku hitung berapa kali kamu berhasil menghancurkan hati ku tuan.

Maaf jika aku mengingkari semua janji ku untuk menemani mu. Sungguh bukan aku yang sengaja untuk menginkari itu. Kamu lah yang membuat ku meninggalkan janji itu.

Setelah kejadian ini ku mohon jangan pernah perlakukan wanita lain seperti kau memperlakukan ku. Cobalah untuk setia tuan, kau tidak akan tahu bagaimana sakitnya rasa cinta mu yang tulus di sia-siakan tuan.

Di akhir, aku masih akan mendoakan semua kesuksesan mu tuan, jangan khawatir aku tidak akan membenci mu. Aku hanya melakukan yang harus ku lakukan. Yaitu menjaga jarak agar kau pun merasa nyaman. Ternyata yang dapat ku pelajari menjadi setia haruslah sesakit ini. Terimakasih karena bulan Januari ini juga menjadi hari sangat ku ingat. Saat dimana kamu pergi dan kisah kita usai.

Satu hari di bulan Januari- MVS 13

Monday, 29 May 2017

Tulisan Mahasiswa II

Hai? Selamat malam dimana pun kamu yang selalu ku sebut namanya didalam doa berada, aku malam ini di landa sebuah ke bimbangan tuan. Ya aku bimbang bagaimana memilih ini. Aku bingung harus memulai dari mana, bisa aku mulai dari saat pertama aku jatuh cinta padamu? Waktu singkat yang mengubah semua dunia ku, waktu yang membuat ku perlahan mencintai mu sepenuh hatiku. Dulu ada dia tuan yang ku anggap sebagai pria teristimewa sebelum kamu hadir, tapi saat itu kamu datang memberikan ku beberapa hal baru yang mampu menghadirkan tawa ku setelah sekian lama menghilang. Ya tuan begitu indah saat kamu hadir mengisi hari ku dulu. Tuan bisa ku mulai pembicaraan ini? Tapi rasanya berat hati untuk memulai semuanya, aku masih tidak sanggup membicarakan ini. Namun sebaiknya ku ungkit hal indah bersama mu dulu, ya akan ku bahas ditulisan kecil ini tuan.

Beberapa waktu lalu kamu dan aku bertemu dalam sebuah pertemuan singkat kita bukan? Percakapan yang awalnya sangat membosankan bagi ku kamu buat menjadi hidup, sapaan itu masih jelas aku ingat dalam memori ku tuan. Tuan? Ingatkah pertama pertemuan kita disebuah taman indah, dulu aku masih malu-malu bertemu dengan mu. Aku masih tidak bisa menyadari hadir mu dulu, sungguh aku tidak bisa menyadari apa arti dirimu dulu. Namun perlahan saat kamu memberanikan mengungkapkan apa yang ada didalam hatimu untuk ku tuan, aku mulai mempercayai jika kamu adalah orang yang dikirim tuhan menemani aku yang lemah setelah di campakan oleh nya.

Tuan akhirnya aku dan kamu menjadi satu dalam sebuah hubungan, aku dengan tegas menerima kamu sebagai orang yang ku panggil kekasih. Aku bangga dan bahagia dapat berjalan dengan mu tuan. Hari demi hari kamu dan aku lewati, beberapa rintangan lalu ujian hubungan juga sudah aku dan kamu lalui. Tahu kah kamu tuan? Aku semakin mencintai mu, dulu aku hanya menyayangi mu dan saat itu perasaan ini tumbuh menjadi cinta. Metamorfosa sempurna untuk kehidupan, tapi tidak untuk kamu bukan?

Tuan aku tahu dulu kamu mencintai ku, lalu rasa cinta itu turun menjadi rasa sayang hingga pada akhirnya bosan menyapa mu. Begitulah yang dapat ku jabarkan dalam metamorfosa mu dihubungan ini. Kamu berubah seiring berjalannya waktu, rasa cinta itu telah usang untuk waktu singkat. Tapi tidak dengan ku, semua keterbalikan ini aku rasakan. Bahkan aku masih mencintaimu dalam ketidakjelasan ini tuan. Aku perlahan mulai sadar kamu ingin lepas dari tali yang sepakat kita ikat berdua, entah aku yang masih menahan atau kamu yang perlahan melepaskannya, yang aku tahu ini adalah ambang dalam ketidakpastian hubungan kita.

Kamu berjalan ke arah barat dan aku berjalan ke arah timur, semua ini membuat ku bingung. Lalu bagaimana dengan janji yang senantiasa kamu ucapkan tuan? Bahwa kamu tidak akan meninggalkan ku dalam keadaan apapun itu? Bisa kamu ingat? Oh tuan jika kamu lupa tak apa, aku tahu kamu hanya seorang pria biasa, biar aku yang mengingat semua janji itu tuan.

Tuan, malam ini ku beranikan mengatakan semuanya. Aku yang sejak lama tahu jika kamu ingin melepaskan diri dari tali hubungan ini berjuta kali berfikir bagaimana caranya aku mengatakan pergilah tuan aku akan baik-baik saja meski tali itu putus. Beberapa kali aku pertanyakan bagaimana aku harus mengatakan hal ini? Seorang sahabat berbisik kepada ku lepaskan yang tidak mungkin kamu genggam lagi. Benar sesuatu yang dipaksakan memang tidak akan pernah sempurna hasilnya.

Tidak ada yang ingin aku sampaikan tuan, hanya beberapa bagian kecil dari hati yang merasa tersakiti dengan kepergian mu secara tiba-tiba. Dulu kamu yang selalu menahan ku namun kini kamu yang membuka celah pintu kepergian itu lebar-lebar.

Tuan, apa aku salah dengan selalu mengalah didalam hubungan ini? Setiap pertengkaran yang terjadi diantara kita, aku berperan sebagai si pengalah. Tujuan ku hanya satu mempertahan kan ini hingga lama. Kamu melakukan kesalahan yang kamu ciptakan berkali-kali, juga ku maafkan berkali-kali. Tapi, kamu ingat tuan? Ketika aku melakukan kesalah satu kali bahkan kesalahan yang menurut ku tidak fatal, aku selalu mengemis maaf dari mu. Lucu bukan? Sepertinya mencintai harus selucu itu, aku bahkan tidak habis fikir mengapa Tuhan menciptakan problematika percintaan seperti ini. Bukan, bukan Tuhan yang salah tapi kamu dan aku lah yang salah. Sikap egois mu dan sikap ku yang terlalu pemaaf memang tidak bisa disatukan.

Seorang sahabat pernah juga berbisik pada ku lupakan saja, maafkan maka kamu akan hidup lebih bahagia lagi. Bagi ku memaksakan dengan mu seperti memeluk kaktus, semakin erat semakin perih kurasakan tertusuk duri mu. Aku memilih perpisahan, biar saja sakitnya ku rasakan di awal tapi lambat laun pasti rasa itu akan menghilang dengan sendiri. Dan kamu memilih untuk melepaskan itu karena aku tahu pasti bahagia yang kamu cari bukan dengan ku tuan, bukankah begitu?

Tuan, pergilah cari kebahagian mu, cari apa yang kamu inginkan, cari seorang wanita yang dapat mencintaimu dengan tulus dan bisa mengerti mu melebihi apa yang bisa ku berikan. Tuan, berbahagialah untuk kepergian mu dari ku, kamu berhak bahagia walau bukan bersama dengan ku. Malam ini ku sampaikan perpisahan ini melalui tulisan. Sampai disini tuan, aku mencintai mu tapi aku tidak mampu untuk bertahan dengan mu, terimakasih luka yang kamu berikan akan ku ingat dan tidak akan ku sesali pernah mencintaimu. Tuhan memang begitu baik terhadap ku dia memberikan ku ketabahan dan kesabaran ini untuk bertemu dengan mu dan kelak nanti aku percaya Tuhan akan memberikan ku seseorang yang akan menghargai dan mencintai ku sepenuhnya.


Tuesday, 23 May 2017

Tulisan Mahasiswa I

Satu hari disebuah musim penghujan yang menyapa kami berdua setiap pagi, semua berubah seakan tidak pernah sama dan tidak akan menjadi satu kembali. Aku ingat bagaimana kalimat perpisahan itu terucap dibibir ku, sungguh hal yang tidak pernah terlintas difikiran untuk menyudahi semuanya. Aku fikir saat itu merupakan hal terbaik untuk mengakhiri kisah sedih yang tak berujung, bahkan semua menyesakan ku saat kamu mengatakan jika cinta itu sudah lama pudar. Aku yang selalu menjadi sosok wanita disisi mu, aku yang selalu mencoba menjadi penyemangat mu, dan aku yang selalu mencintaimu ternyata tak sanggup mempertahankan ini semua. Dulu semua itu terasa sangat indah, bahkan aku tidak berfikir bagaimana caranya menghapuskan kenangan indah yang dulu kita ciptakan. Haha sungguh ku fikir kita akan bertahan selamanya, tapi setelah dia masuk kedalam hubungan dan kehidupan mu semua seakan berubah. Kamu yang ku kenal sangat mencintai ku kini hanya dapat ku saksikan sebagai orang yang sangat mengacuhkan ku. Kamu yang dulu ku kenal sebagai orang yang selalu mengkhawatirkan ku kini ku kenal sebagai orang yang seakan tidak mengenalku.

Beberapa waktu lalu ku ingat kami masih mencinta satu sama lain kamu mengatakan “ Jangan tinggalkan aku, ku mohon apapun alasannya. Aku sayang kamu” benar? Kamu yang mengatakan itu semua bukan? Dengan berat hati boleh ku pertanyakan, mengapa kamu mengatakan semua itu sementara di akhir ini kamu mengatakan “maaf bisa kita sudahi semua sampai disini? “ tanpa alasan yang jelas kamu pergi meninggalkan ku. Sungguh menyedihkan bukan menjadi aku? Kamu tahu berapa besar rasa sakit yang aku terima, begitu banyak bahkan aku tidak ingat bagaimana tangis ku pecah saat kamu meninggalkan ku dengan alasan konyol itu.

Satu hari, satu bulan, satu tahu kemudian kamu dan aku tinggal dikehidupan yang berbeda. Kamu dan aku menjalani hidup dengan sempurna sendirinya, tidak hanya kamu yang menjalani hidup sempurna itu. Tidak untuk ku, aku fikir ini tidak mudah. Kamu masih mengisi sebagaian besar kehidupan ku. Beberapa waktu lalu ku dengar kabarmu dengan kekasih mu yang baru. Dia wanita yang masuk kedalam kehidupan mu, berawal dari pertemanan yang kau tekankan dirinya hanyalah sebatas teman mu. Hey, aku ini wanita saat kamu mengatakan tidak akan terjadi hal mengenai bermain perasaan dengan seorang teman tentu aku percaya dengan mu, namun tidak dengannya. Aku wanita dan tahu bagaimana seorang wanita melihat pria yang ia sukai. Itu bisa terpancar dari wanit yang kamu sebut sebagai teman.

Kamu mengatakan bahwa dia adalah seorang wanita baik-baik. Apa perlu ku garisi apa definisi dari kata baik? Sayang, seorang wanita baik-baik tidak akan pernah merebut apa yang wanita lain miliki. Termaksud memiliki kamu, tapi sudahlah nasi sudah menjadi bubur. Aku tidak akan pernah menyesalinya, aku bertahan namun pada akhirnya aku di abaikan. Malam ini disudut ruang ku sendiri mengenang mu, jangan khawatir aku bukan menginginkan mu kembali, aku hanya mengenang bagaimana cara mu memperlakukan ku dulu. Meski bibir ini berdusta aku tidak menginginkan mu, tapi ada hati yang menjerit ingin kamu kembali.

Aku sadar tidak ada yang mudah didunia ini, termaksud melupakan. Banyak yang mengatakan sesuatu dimulai dari kemauan mu sendiri sungguh melupakan mu sudah ku niati sedari awal perpisahan kita. Tapi bayangan masalalu kenangan itu selalu menarik ku, menciptakan ruang tersendiri dihati ku dan tidak merelakan aku untuk menghilangkannya. Aku pun sadar semua tidak harus dihilangkan, aku hanya perlu menyimpan semua itu rapat-rapat entah kapan aku akan membukanya tapi yang ku tahu saat ini kenangan itu masih tersimpan disatu ruang kosong dihati ku.

Beberapa gambar aku dan kamu masih terpajang rapih disudut ruangan ku, sebelum tidur aku menatap gambar itu dan berkata “ hai? Apa kabar? Aku harap kamu menemukan bahagia mu disana. Biarlah disini aku mengenggam hati ku sendiri” seperti orang bodoh aku selalu berucap itu, walau ku tahu tidak akan ada jawaban kamu akan kembali lalu merajut kebahagiaan yang sempat terhenti.

Di dunia ada hal sulit yang tidak dapat ku lakukan dengan baik, mencintai dan merelakan. Seorang pernah berkata padaku “ tidak ada kata ikhlas di surat al- ikhlas” dapat ku simpulkan jika tidak ada definisi dari merelakan. Tidak ada kalimat yang mengambarkan kamu sudah melupakan dan merelakan dia. Jika itu terjadi maka bukan kalimat yang ada namun sebuah prilaku, kamu akan menjadi biasa saja saat mendengar namanya, kamu akan biasa saja saat berhadapan dengannya dan yang terpenting tidak ada rasa kebencian saat mengetahui dia telah bahagia.

Mungkin aku fikir ini belum lah terjadi padaku, aku masih merasakan nama mu teringang di telinga ku, aku masih tidak mampu mengendalikan perasaan ku saat berhadapan dengan mu dan aku masih tidak bisa menyadari kamu telah bahagia bersama orang lain. Aku sungguh membencinya dulu, mengapa dia berbahagia diatas penderitaan dan kesedihan ku yang tak berujung, dia tersenyum bahagia bersama mu dan aku harus mengerang menahan rasa sakit kehilangan mu. Sungguh tak adil bukan?

Meskipun aku tahu semua perbuatan pasti ada pembalasannya, apa yang ku rasakan pasti kelak berbalik akan kamu rasakan. Sayang sungguh aku tidak ingin kamu merasakan sakitnya menjadi aku, aku tidak ingin membiarkan seseorang meninggalkan mu dengan alasan dia menemukan sosok lain yang lebih baik dari mu dan aku tidak akan sanggup melihat mu menahan kesedihan itu sayang.

Cukup hanya aku yang terluka seperti ini, ku harap ini tidak akan terjadi padamu. Meski disana kamu bersama denganya yang kamu cintai, aku disini masih setia dalam perasaan yang lama setelah bertahun kamu pergi meninggalkan luka ini. Tapi aku harus bahagia, aku masih memiliki kehidupan panjang dan tidak berhenti hanya saja karena mu. Aku juga masih tetap akan mencari seseorang yang mencintaiku dengan tulus, seseorang yang akan merangkul ku disaat aku merasa lelah dan seseorang yang tidak akan meninggalkan ku hanya karena dia menemukan sosok lain yang lebih baik dariku.

Walaupun aku masih mencintaimu bukan berarti aku akan terus mengharapkanmu. Sayang ku harap kamu bahagia dan ku harap tidak akan ada seorang pun yang menyakitimu seperti apa yang kamu lakukan terhadap ku.

Dari aku yang kamu sakiti.

Tuesday, 23 February 2016

first forgive

pernah sesekali aku bertanya kepada seorang sahabat 
"apa yang membuat mu bertahan sejauh ini sedangkan kamu selalu dibuat kecewa olehnya?"

lalu ia menjawabnya dengan sebuah senyuman yang masih ku ingat.
" aku masih bertahan disini hari ini dan sampai saat ini karena aku mengerti betapa sulit mempertahan kan sesuatu yang telah kau dapati dan kau jalani. jika aku menyerah semua usai dan semua perjuangan ini akan berujung kesia-siaan. aku mencintainya karena itu aku mampu bertahan dari semua ke egoan yang ia miliki dari sebuah kekecewaan yang senantiasa ia lakukan."

memang selalu kalimat " karna cinta yang bisa membuat seseorang mampu bertahan dari kekecewaan " tapi bagaimana jika kekecewaan itu datang kembali senantiasa setelah sebuah kata maaf terlontar dari sosok yang telah diperbodoh oleh cinta? bahkan seseorang yang kritis pun mengatakan bukan cinta yang membuat seseorang mampu bertahan dari  rasa sakit yang berkepanjangan namun sebuah rasa takut kehilangan yang membuatnya mampu mempertahankan tidak perduli berapa ratus kali luka tusuk menyerangnya. bodoh memang namun semua punya alasan tersendiri.

termaksud diri ku, ya aku mempunyai sebuah batasan dalam cinta dan persoalan mencintai, aku belajar dari beberapa waktu yang ku jalani sungguh berharga dari segelintir cerita cinta yang telah ku jalani beberapa waktu. aku menghargai arti sebuah kesetian dan aku bertahan belajar apa itu arti menunggu, hingga pada waktunya aku menanamkan dalam hati ku jika aku tidak akan melakukan hal yang pedih itu kepada orang lain termaksud terhadap pasangan ku.

pernah aku mengangkat ini didalam perbincangan bersama dengan seorang laki-laki yang ku panggil Ayah, ya dia merupakan sosok inspiratif untuk ku dan semua tulisan ku. sesekali aku mencarinya untuk menemukan referensi didalam tulisan ku, pada satu hari aku berbincang dengannya dan bertanya
" Kalau kita baik sama orang kenapa sih harus ada yang bikin kita sakit ? " 

lalu dengan tertawa kecil ia melihat ku dan menjawab pertanyaan itu
" Kita baik sama orang jangan mengharap imbalan dia akan baik atau pasti ada orang yang baik lagi sama kita, jangan itu namanya pamrih terhadap suatu yang sudah kamu lakukan dan memintan Allah membalas kebaikan kamu dengan oertolongan atau sebuah kebaikan orang lain terhadap kamu, gini deh Ayah kasih kamu permen terus ayah berharap deh bakalan dapet coklat dari kamu? oh itu salah besar , ayah memberikan ikhlas layaknya Mamah kasih kamu kehidupan waktu dulu kamu di kandungannya terus pas besar dia minta apa ke kamu? minta cuma kamu sukses kan? itu buat siapa? buat mamah? buat ayah? bukan nak itu untuk kamu juga. Sama saja dengan kita berbuat baik sama seseorang tanpa kita meminta imbalan Allah tau dan Allah maha melihat dia akan balas kebaikan kamu dengan kebajikan inget itu ya. masalah orang jahat sama kita biarkan saja sudah ada porsinya didalam kehidupan jika ada yang membenci langkah kita untuk maju. Balas kejahatan mereka dengan kebaikan Allah akan tahu kalau kamu itu benar. "

sekilas aku melihat Ayah yang pernah di jatuhkan lalu bangkit lagi dijatuhkan lagi mencoba bangkit untuk ke sekian kalinya, tentu penggalaman yang aku miliki masih sangat sedikit lain halnya dengannya yang sudah terjun disebuah ujian yang senantiasa mengujinya.

" pernah baca sebuah tulisan - gak perduli orang lain ada atau enggak untuk kita tapi yang jelas kita bakalan ada untuk mereka- memang ada pepatahnya orang baik akan selalu sakit tapi niscaya mereka mendapatkan banyak kebajikan dari semua kesakitan itu.

Lalu aku menemui seorang sahabat yang telah menunggu orang yang sangat ia cintai begitu lama , begitu sangat lama bahkan hingga saat ini.

" Kalau dia ternyata sia-sia dalam waktu penungguan lo gimana? Pahitnya kalau lo bukan yang dia mau? "

dia menjawabnya:
" Kalau akhirnya kayak gitu gue engga akan menyesali kalau gue pernah nunggu dia setidaknya gue punya keberanian untuk menunggu dan keberanian untuk membuktikan jika gue mampu menepati semua perkataan gue untuk nya. No matter what if he choose anathor girls, gue disini cuma bisa mundur dan berterimakasih kepada Tuhan jika gue sudah dikasih petunjuk begitu jelas. logikanya mereka diluar sana mungkin bilang gue bodoh karena menunggu yang engga pasti dan masih sangat abu-abu. Tapi gue pernah mendapatkan sebuah pencerahan -tidak ada menunggu hal yang sia-sia- everthing happens for a reason.Semua itu engga ada yang sia-sia didalam menunggu lo bisa belajar banyak tentang menghargai dan belajar kesabaran."

Aku hanya bisa tersenyum dan mendoakannya agar penantian yang ia jalani saat ini berujung sebuah kebahagiaan.

ya everthing happens for a reason, semua terjadi untuk sebuah alasan entah apa itu, ada banyak pelajaran yang akan kamu dapatkan dari kehidupan ini. 

bagaimana dengan melepaskan yang belum pernah kita genggam(?)
itu hal yang paling sulit yang pernah gue ketahui, bagaimana bisa melepaskan yang bahkan belum pernah berada digenggaman kita? 
- for the first we must knew: " mengapa kita harus melepaskan dan mengapa ia sangat sukar berada didalam genggaman kita? 
dari berbagai jawaban ada jawaban yang sangat membuat ku membagi jawaban ini::

- jika kita harus melepaskan apa yang belum bisa kita dapatkan maka lepaskan lah, kau tahu itu adalah jawaban tuhan untuk segala doa yang engkau panjatkan kepadanya jika kamu masih merasakan sakit ketika melepaskannya maka cukup yakin didalam diri mu jika apa yang kau lepaskan niscaya mendapat sebuah balasan yang memang setimpal dengan rasa sakit yang telah kau rasakan. Kepedihan yang kamu rasakan mungkin akan terasa menyiksa tapi bagaimana dengan memeluk dia yang tidak menginginkan mu? seakan kamu memeluk sebuah kaktus yang terus-menerus melukai dirimu, coba perlahan melepaskannya dan merelakannya. Tidak mudah untuk melakukan itu tapi ke ikhlaskan dari hati mu yang akan membantu mu mengurai rasa pedih.

the last, semua pertanyaan dan jawaban diatas bisa disimpulkan adalah:: ketegaran hati dan keikhlaskan, tentu saja first forgive sesakit apapun itu first forgive akan membuat kamu menjadi seorang yang tentunya tinggi derajat dihadapan Tuhan, tidak perlu menginginkan sebuah imbalan jika kita melakukan kebaikan untuk orang lain cukup ikhlas maka tuhan akan memberikan sebuah kebajikan untuk mu. 

Saturday, 14 November 2015

Ayah.

Aku melihatnya ya wajahnya yang lesu dan lelah setelah seharian mengadu nasib demi diriku,
Aku dekap dirinya, ku usap wajahnya yang sungguh tulus untuk membuat ku menjadi sosok yang ia ingini.
Aku melihat senyumannya yang begitu ikhlas disela tidurnya
Aku melihat sebuah tanggung jawab besar didalam dirinya
Dia yang selalu mengajarkan ku hidup
Dia yang selalu membanggakan ku
Dia yang selalu membuat ku tersenyum
Dia yang selalu membuat ku belajar bagaimana arti bersyukur dengan hidup yang ku miliki
Dan dia yang selalu membuat ku jatuh cinta seakan tiada pria lain yang terbaik didalam dunia ini.
Aku selalu membuatnya merasa kecewa dengan segala perbuatan yang ku lakukan
Dulu aku menjadi putri kecilnya, yang kemana-mana selalu menggenggam erat tangannya. Namun saat ini ada pria lain yang ku genggam erat selain dirinya
Dulu ia yang selalu mengerti tentang emosi ku, ya emosi seorang gadis kecil, dia yang selalu bersabar menghadapi ku. Namun saat ini aku dituntuk untuk bersabar untuk menghadapi prilaku seseorang.
Dulu dirinya yang mengajari ku bagaimana hidup bersyukur namun aku terlalu egois untuk meminta ini itu dan menuntut permintaan itu menjadi kenyataan. Namun kini aku mengerti bagaimana sulit mendapatkan apa yang kau inginkan dengan jerih payah mu.
Ayah selalu mengabulkan apa yang ku minta, tapi aku belum mampu mengabulkan apa yang ia minta dari ku. Setelah aku bertanya apa yang ia inginkan dari ku hanya sebuah kalimat yang mampu membuatku meneteskan airmata ini.

sungguh aku tidak mengharapkan apa-apa dari mu putri ku. Aku hanya minta untuk tetap kau bersyukur dengan segala hal yang kamu miliki saat ini. Aku tidak menuntut harta dari mu dari semua jerih payah yang telah kau dapatkan kelak. Aku hanya ingin waktu mu, waktu yang mungkin membuat mu melupakan aku kelak. Dulu kamu yang sering ingin ditemani, dulu kamu yang selalu ingin bermain bersama , dulu kamu yang selalu ingin aku berada disisi mu dan dulu kamu yang senantiasa membutuhkan aku. Putri ku, aku ingin ditemani , aku ingin kamu memiliki waktu untuk ku, waktu untuk sekedar kita berdua bercanda dan bertukar fikiran, Putri ku aku bukanlah sosok yang muda lagi cepat atau lambat aku akan melihat mu menjadi seorang wanita dewasa yang akan di pinang oleh seorang pria, dulu kamu mengatakan jika ingin mendapatkan yang seperti ku , Putri ku kamu pantas mendapatkan pria yang kelak lebih dari ku , pria yang pasti menjaga mu, pria yang selalu mengerti dirimu, pria yang sudah pasti mencintai mu dan pria yang akan membuat mu bahagia. Putri ku,carilah pria yang akan memeluk segala kekurangan mu bukan pria yang memuji mu dengan ribuan pujian akan kelebihan mu. Pria yang mampu menuntun mu kedalam surga dan menjadi imam penuntun mu.”

Ayah kau tahu, harapan besar ku mendapatkan pria yang seperti mu, namun sebuah kata itu yang kau dapatkan.
Pernah sesekali aku putri kecil mu ini melihat sebuah gambar kecil ku bersama dengan mu, ya gambar sebelum aku menjadi sangat menjengkelkan, sebelum aku menjadi sangat egois yang hanya mementingkan diriku sendiri tanpa memikirkan apa mau mu.
Ayah aku sungguh berbangga hati memiliki seorang raja seperti mu,
Ayah aku sungguh bahagia memiliki seorang pahlawan yang bahkan rela dirinya tersakiti demi seorang putri kecil yang sangat kau jaga.
Ayah terimakasih untuk cinta yang besar untuk ku
Ayah terimakasih untuk segala waktu yang kau berikan untuk ku.
Ayah maaf aku yang hanya mampu membuat mu bersedih
Ayah maaf aku belum mampu membuat apa yang kau impikan menjadi nyata
Ayah janji ku untuk mu akan selalu ku ingat,
Ayah akan ku luangkan waktu bersama mu kelak
Ayah terimakasih telah membuat ku menjadi seorang yang berguna saat ini
Ayah terimakasih untuk segala perjuangan mu
Aku tahu betapa lelahnya dirimu
Aku tahu betapa beban yang kau miliki
Aku tahu hanya keberhasilan ku yang mampu membuat mu tersenyum bangga
Jika suatu hari kelak aku menjadi seorang gadis yang akan di pinang oleh pria pilihan ku,
aku akan tetap mencintai mu
aku akan tetap menjadikan mu seorang raja didalam hatiku
no matter what , you still my be number one hero for me.


your little princess.