Tuesday, 23 May 2017

Tulisan Mahasiswa I

Satu hari disebuah musim penghujan yang menyapa kami berdua setiap pagi, semua berubah seakan tidak pernah sama dan tidak akan menjadi satu kembali. Aku ingat bagaimana kalimat perpisahan itu terucap dibibir ku, sungguh hal yang tidak pernah terlintas difikiran untuk menyudahi semuanya. Aku fikir saat itu merupakan hal terbaik untuk mengakhiri kisah sedih yang tak berujung, bahkan semua menyesakan ku saat kamu mengatakan jika cinta itu sudah lama pudar. Aku yang selalu menjadi sosok wanita disisi mu, aku yang selalu mencoba menjadi penyemangat mu, dan aku yang selalu mencintaimu ternyata tak sanggup mempertahankan ini semua. Dulu semua itu terasa sangat indah, bahkan aku tidak berfikir bagaimana caranya menghapuskan kenangan indah yang dulu kita ciptakan. Haha sungguh ku fikir kita akan bertahan selamanya, tapi setelah dia masuk kedalam hubungan dan kehidupan mu semua seakan berubah. Kamu yang ku kenal sangat mencintai ku kini hanya dapat ku saksikan sebagai orang yang sangat mengacuhkan ku. Kamu yang dulu ku kenal sebagai orang yang selalu mengkhawatirkan ku kini ku kenal sebagai orang yang seakan tidak mengenalku.

Beberapa waktu lalu ku ingat kami masih mencinta satu sama lain kamu mengatakan “ Jangan tinggalkan aku, ku mohon apapun alasannya. Aku sayang kamu” benar? Kamu yang mengatakan itu semua bukan? Dengan berat hati boleh ku pertanyakan, mengapa kamu mengatakan semua itu sementara di akhir ini kamu mengatakan “maaf bisa kita sudahi semua sampai disini? “ tanpa alasan yang jelas kamu pergi meninggalkan ku. Sungguh menyedihkan bukan menjadi aku? Kamu tahu berapa besar rasa sakit yang aku terima, begitu banyak bahkan aku tidak ingat bagaimana tangis ku pecah saat kamu meninggalkan ku dengan alasan konyol itu.

Satu hari, satu bulan, satu tahu kemudian kamu dan aku tinggal dikehidupan yang berbeda. Kamu dan aku menjalani hidup dengan sempurna sendirinya, tidak hanya kamu yang menjalani hidup sempurna itu. Tidak untuk ku, aku fikir ini tidak mudah. Kamu masih mengisi sebagaian besar kehidupan ku. Beberapa waktu lalu ku dengar kabarmu dengan kekasih mu yang baru. Dia wanita yang masuk kedalam kehidupan mu, berawal dari pertemanan yang kau tekankan dirinya hanyalah sebatas teman mu. Hey, aku ini wanita saat kamu mengatakan tidak akan terjadi hal mengenai bermain perasaan dengan seorang teman tentu aku percaya dengan mu, namun tidak dengannya. Aku wanita dan tahu bagaimana seorang wanita melihat pria yang ia sukai. Itu bisa terpancar dari wanit yang kamu sebut sebagai teman.

Kamu mengatakan bahwa dia adalah seorang wanita baik-baik. Apa perlu ku garisi apa definisi dari kata baik? Sayang, seorang wanita baik-baik tidak akan pernah merebut apa yang wanita lain miliki. Termaksud memiliki kamu, tapi sudahlah nasi sudah menjadi bubur. Aku tidak akan pernah menyesalinya, aku bertahan namun pada akhirnya aku di abaikan. Malam ini disudut ruang ku sendiri mengenang mu, jangan khawatir aku bukan menginginkan mu kembali, aku hanya mengenang bagaimana cara mu memperlakukan ku dulu. Meski bibir ini berdusta aku tidak menginginkan mu, tapi ada hati yang menjerit ingin kamu kembali.

Aku sadar tidak ada yang mudah didunia ini, termaksud melupakan. Banyak yang mengatakan sesuatu dimulai dari kemauan mu sendiri sungguh melupakan mu sudah ku niati sedari awal perpisahan kita. Tapi bayangan masalalu kenangan itu selalu menarik ku, menciptakan ruang tersendiri dihati ku dan tidak merelakan aku untuk menghilangkannya. Aku pun sadar semua tidak harus dihilangkan, aku hanya perlu menyimpan semua itu rapat-rapat entah kapan aku akan membukanya tapi yang ku tahu saat ini kenangan itu masih tersimpan disatu ruang kosong dihati ku.

Beberapa gambar aku dan kamu masih terpajang rapih disudut ruangan ku, sebelum tidur aku menatap gambar itu dan berkata “ hai? Apa kabar? Aku harap kamu menemukan bahagia mu disana. Biarlah disini aku mengenggam hati ku sendiri” seperti orang bodoh aku selalu berucap itu, walau ku tahu tidak akan ada jawaban kamu akan kembali lalu merajut kebahagiaan yang sempat terhenti.

Di dunia ada hal sulit yang tidak dapat ku lakukan dengan baik, mencintai dan merelakan. Seorang pernah berkata padaku “ tidak ada kata ikhlas di surat al- ikhlas” dapat ku simpulkan jika tidak ada definisi dari merelakan. Tidak ada kalimat yang mengambarkan kamu sudah melupakan dan merelakan dia. Jika itu terjadi maka bukan kalimat yang ada namun sebuah prilaku, kamu akan menjadi biasa saja saat mendengar namanya, kamu akan biasa saja saat berhadapan dengannya dan yang terpenting tidak ada rasa kebencian saat mengetahui dia telah bahagia.

Mungkin aku fikir ini belum lah terjadi padaku, aku masih merasakan nama mu teringang di telinga ku, aku masih tidak mampu mengendalikan perasaan ku saat berhadapan dengan mu dan aku masih tidak bisa menyadari kamu telah bahagia bersama orang lain. Aku sungguh membencinya dulu, mengapa dia berbahagia diatas penderitaan dan kesedihan ku yang tak berujung, dia tersenyum bahagia bersama mu dan aku harus mengerang menahan rasa sakit kehilangan mu. Sungguh tak adil bukan?

Meskipun aku tahu semua perbuatan pasti ada pembalasannya, apa yang ku rasakan pasti kelak berbalik akan kamu rasakan. Sayang sungguh aku tidak ingin kamu merasakan sakitnya menjadi aku, aku tidak ingin membiarkan seseorang meninggalkan mu dengan alasan dia menemukan sosok lain yang lebih baik dari mu dan aku tidak akan sanggup melihat mu menahan kesedihan itu sayang.

Cukup hanya aku yang terluka seperti ini, ku harap ini tidak akan terjadi padamu. Meski disana kamu bersama denganya yang kamu cintai, aku disini masih setia dalam perasaan yang lama setelah bertahun kamu pergi meninggalkan luka ini. Tapi aku harus bahagia, aku masih memiliki kehidupan panjang dan tidak berhenti hanya saja karena mu. Aku juga masih tetap akan mencari seseorang yang mencintaiku dengan tulus, seseorang yang akan merangkul ku disaat aku merasa lelah dan seseorang yang tidak akan meninggalkan ku hanya karena dia menemukan sosok lain yang lebih baik dariku.

Walaupun aku masih mencintaimu bukan berarti aku akan terus mengharapkanmu. Sayang ku harap kamu bahagia dan ku harap tidak akan ada seorang pun yang menyakitimu seperti apa yang kamu lakukan terhadap ku.

Dari aku yang kamu sakiti.

No comments:

Post a Comment