Saturday, 24 October 2015

Second past regret

                “ Dit, kamu inget kan ditempat ini kita jadian? Sekarang ditempat ini juga aku minta putus dari kamu Dit, Dit aku cewek biasa aku punya perasaan sekuatnya seorang perempuan dia punya titik dimana dia sudah harus melepaskan apa yang ternyata semakin membuatnya sakit. Dit aku udah coba untuk mempertahankan semua tapi semua percuma kalau aku hanya berjuang sendirian. Berjuang sendirian itu sakit Dit, sangat teramat sakit.”
Tiba-tiba teringat kalimat itu, ya kalimat dimana seseorang wanita yang dulu mengisi hati gua dan mewarnai hari-hari gua terpaksa harus pergi karena semua ulah dan sikap gua kepada dia. Kebodohan itu gua lakuin pada seorang cewek yang nyatanya sangat mencintai gua , sangat mengerti gua dan sangat membanggakan gua, tapi apa daya gua yang brengsek ini malah menyakiti dan menyia-nyiakan dia.
            Jagalah wanita mu sebelum pria lain menjaganya. Jangan membuatnya dia menangis karena mu karena diluar sana ada ribuan pria yang bisa saja menghapuskan airmata yang ia jatuhkan karena mu.
Benar saja saat ini gua dapati sebuah penyesalan yang mendalam karena kebodohan gua dimasalalu. Devina sudah menemani gua selama 5tahun, dia wanita terkuat yang pernah gua kenal, wanita yang selalu mensupport gua dalam keadaan apapun dan wanita yang setia menemani gua. Devina selalu berkata jujur dan tidak pernah melakukan hal yang aneh seperti meladeni cowok-cowok yang seakan tebar pesona untuk menggodanya. Dia pun selalu membanggakan gua dihadapan keluarga dan temannya. Tapi tidak begitu dengan gua yang sangat acuh kepadanya.
            “ Dit, aku mau tanya ke kamu.”
            “ Apa? “
            “ Kalau cowok kaya gini gimana? “ Sambil menunjukan foto salah satu teman laki-lakinya di bbm yang memasang display picture bersama dengan kekasih wanitanya.
            “ Lebay banget.”
            “ Kok lebay sih? Tau gak kalau cowok kaya gini tuh malah dia menunjukan kalau dia itu punya orang lain dan dia bangga sama ceweknya “
            “ Kamu nyindir aku? Karena aku gapernah pasang Display Picture sama kamu? Jadi kamu anggap aku gak akuin kamu? Lo berlebihan tau gak sih! “
            “ Bu…kaaaan itu maksud aku Dit, maaf ya aku engga bermaksud “
Terkesan sangat amat kasar kata-kata gua kepada Devina saat itu, gua tau dihatinya pasti menangis meski ia terlihat biasa saja dan malah meminta maaf pada gua yang sudah menuduhnya. Dulu Devina selalu check in path dimana kita berada bersama dan membuat caption yang seeakan ia bahagia bisa menghabiskan waktu dengan gua, atau sekedar memberikan ucapan Anniversary di beberapa social media yang ia miliki dengan caption yang baru gua sadari saat ini mengandung banyak harapan dari dirinya untuk hubungan kami dulu.
Pernah beberapa kali kami memiliki masalah karena masalalu Devina, mantan kekasihnya mencoba untuk menghubungi dia kembali dan lagi-lagi gua bersikap ke kanak-kanakan.
            “ Jadi lo deket sama mantan lo lagi? Hebat yah hebat mana omongan lo gak akan selingkuh bulshit!”
            “ Dengerin dulu penjelasan aku Dit, aku sama sekali gak ngegubris dia Dit. Aku berani sumpah!
            “ Makan semua sumpah lo!”
Itu merupakan awal dimana gua mulai jenuh tanpa alasan kepada Devina, gua pun sama sekali tidak mendengarkan semua penjelasan gua bagi gua itu hanya sebuah pembelaannya semata untuk menutupi semua kesalahannya.
Beberapa bulan berjalan, hubungan gua dan Devina makin merenggang, sampai akhirnya gua dikenalin sama cewek bernama Aurel ya anak satu fakultas yang sama dengan gua tapi kita beda kelas, karena gua memiliki sahabat dikelasnya maka sahabat gua mencoba untuk mengenalkan gua dengan Aurel. Kehadiran Aurel memang benar-benar membuat hari-hari gua jadi semangat lagi setelah kejenuhan gua rasakan pada hubungan gua dengan Devina.
            “ Dit, kamu kan masih pacaran sama Devina. Jadi kapan kamu mau putusin dia? “
Aurel terus menerus menanyakan hal itu karena hubungan kami yang sudah terlampau jauh dibelakang Devina. Namun gua belum bisa memutuskan bersama Aurel dan pergi meninggalkan Devina saat itu.
Devina yang terus menerus meminta waktu untuk bertemu gua dan menjelaskan semua hal serta menanyakan bagaimana kelanjutan hubungan kita akhirnya gua iyakan. Pada hari itu gua bertemu dengan Devina disalah satu café favorite kami dulu.
            “ sudah lama banget ya Dit kita gak kesini “
            “ Hmmm “
            “ Kamu bete yah? Maaf yah Dit,”
            “ Bete apaan si, gak jelas tau gak si “
            “ Dit, maaf soal….”
            “ Lo maaf mulu dikit-dikit maaf.” Sebelum Devina melanjutkan perkataannya gua dengan seenaknya memotong ucapan dia dengan kalimat ketus
            “ Dev. Gua mau kita….”
            “ Kamu mau kita putus? “
            “ Iya Dev, aku fikir kita udah enggak ada kecocokan lagi. Apalagi saat denger kamu deket sama mantan kamu aku udah jenuh dan rasa sayang aku ke kamu udah ilang.”
            “ Aku gamau kita putus Dit, aku mau kita tetep jalan Dit, aku akan menggembalikan semua kayak dulu Dit. Aku enggak mau kita pisah sampai disini.”
            “ Kita break ya biar kita bisa punya waktu untuk saling mikir. Jangan saling menghubuungi lagi kita pakai waktu kita untuk sama-sama mikir “
Hari itu dimana hari gua berani untuk meminta break sebagai alasan agar Devina gak ganggu-ganggu gua lagi, rasanya memang risih dengan adanya dia dihari-hari gua saat itu. Gua selalu mengutamakan Aurel saat itu, seperti menjemput nya , pergi menemaninya dan beberapa hal yang disukai Aurel pun selalu gua wujudkan sampai pada suatu hari gua berani memposting gambar bersama dengan dia dengan caption “ Damn I love her.” Hal itu membuat para teman-teman gua berfikir jika hubungan gua dan Devina telah berakhir dan kini gua menjalin hubungan dengan Aurel.
            “ Banci lo!”
Nawa sahabat yang mengenalkan gua dan Devina menarik gua ke toilet kampus yang berada jauh dari keramaian. Nawa bersikap kasar saat menghantam gua dengan kepalan tangannya.
            “ Maksud lo apaan? Main hajar kayak gini! “
            “ Masih nanya apaan? Gua kasih Devina ke elo buat lo jaga bukan buat lo mainin dan lo sakitin. Gua mati-matian bikin dia senyum seenaknya lo buat dia nangis! Bajingan kayak lo gak pantes buat nyakitin cewek sebaik dia!”
            “ Lo tanya sama itu cewek kalo dia gak mulai selingkuh gak akan gua berlaku kayak gini! “
            “ Haha lucu lo! Dia selingkuh! Denger gua dia malah menghindari mantannya dan dia melindungi lo karena dia khawatir mantannya berbuat nekat ke elo! Sebegitu baik sahabat gua rela lo bikin sakit? Bajingan emang lo! Mati-matian Devina pertahanin semua sama lo sampe dia sakit mikirin lo dan puncaknya dia liat lo sama cewek lain? Otak lo dimana kalo lo cowok engga mungkin lo tega sakitin cewek sebaik dia yang rela tahan sakit , yang ngertiin lo disaat lo ngehabisin waktu dan lo asik sendiri sama dunia lo , yang seakan lo gak anggep dia sebagai pacarnya. Yang perlu lo ketahuin saat tahu lo selingkuh yang Devina katakan Cuma lo pasti lagi jenuh sampai kayak gitu, lebih baik gua gak pernah kenalin sahabat gua ke elo. Kalau gua harus liat dia malah merasa sakit kayak sekarang! “
Tamparan hebat gua dapat , bukan hanya terasa diwajah gua namun dihati gua. Setelah tau itu semua rasanya gua mau temuin Devina dan meminta maaf atas semua kesalahan gua. Namun semua terlambat Aurel sudah menuntut gua untuk menjadi kekasihnya walau belum ada kalimat putus antara gua dan Devina namun sudah 4bulan gua berjalan dengan Aurel. Gua fikir Aurel lebih mengerti gua dibanding Devina tapi gua salah, Devina memang yang terbaik dalam hal mengerti diri gua saat ini.
Sampai akhirnya gua bertemu dengan Devina di café kita pertama jadian……….Devina telihat sangat cantik saat ini….
            “Dev, ada yang mau aku omongin “
            “ Aku juga, oh iya gimana sama pacar kamu yang baru ? “
            “ Dev, aku minta maaf sebelumnya…”
            “ Kamu enggak usah minta maaf gitu Dit, aku sudah maafin semua kesalahan kamu kok “ Devina masih saja bisa tersenyum saat gua tahu betapa gua menggores luka dihatinya
            “ Aku sayang sama kamu Dev.”
            “ Dit, kamu inget gak ini tempat pertama kita jadian? “
            “ Iya aku inget Dev.”
            “Sekarang ditempat ini juga aku minta putus dari kamu Dit, Dit aku cewek biasa aku punya perasaan sekuatnya seorang perempuan dia punya titik dimana dia sudah harus melepaskan apa yang ternyata semakin membuatnya sakit. Dit aku udah coba untuk mempertahankan semua tapi semua percuma kalau aku hanya berjuang sendirian. Berjuang sendirian itu sakit Dit, sangat teramat sakit.”
            “ Kasih aku kesempatan sekali lagi Dev aku Janji.”
            “ Maaf Dit, aku gak bisa. Karena semakin aku sama kamu semakin aku merasa sakit. Kayak memeluk duri, semakin aku mendekapnya semakin perih aku rasa. Itu yang aku rasain kalau aku pertahanin sama kamu. Dit, kita punya hidup masing-masing kok. Dit, jangan pernah kayak gini lagi ya nanti ke seseorang yang nantinya bersama dengan kamu. Jangan pernah sia-siakan seseorang yang sangat tulus sama kamu lagi ya.”
Itu kalimat terakhir yang masih saja gua ingat saat Devina meminta get off dan mengakhiri semuanyai. Menyesal memang tapi gua belajar banyak dari segala penyesalan yang gua lakuin dimasalalu dulu. Sudah hamper 2tahun setelah perpisahan kami gua masih merasa sendiri dan tidak dapat membuka hati untuk seseorang lagi. Sampai gua ketahui jika Devina sudah memiliki kekasih lain saat ini, kekasih yang sangat membanggakannya dan kekasih yang sangat mengakui dan terlihat sangat mencintainya. Sakit memang dulu gua yang berada diposisi itu sebagai lelakinya namun ada perasaan senang juga dapat melihat senyumnya kembali walau hanya melihat di beberapa gambar yang ia unggah di Instagram miliknya
            “ Adit? Sendirian aja? “
Jantung gua berhenti berdetak ketika melihat sosok wanita cantik dihadapan gua, itu Devina sudah lama perpisahan kita dan hari ini kami dipertemukan di tempat dimana menjadi saksi hubungan kami dulu.
            “ Abis ketemu klien Dev tapi sekarang sudah selesai. Loh kamu sendirian aja? “
            “ Iya Dit, nunggu Tunangan aku kantornya disebrang dia janji nemuin aku selepas meeting karena kami mau meet up sama WO “
            “ Kamu mau Nikah? Secepat itukah setelah berakhirnya hubungan kita Dev? “
            “ Adit, aku emang dulu engga bisa move on. Tapi aku harus move on, kalau ada seseorang yang menghargai kamu dan seseorang yang menerima kamu dengan semua kekurangan kamu haruskah kamu melewatkannya? Kalau aku masih berada didalam lingkaran masalalu, aku akan kehilangan masadepan ku Dit.”
Memang apa yang dikatakan oleh Devina benar adanya.
            Hargai seseorang yang memang menghargai keberadaan mu serta seseorang yang menerima kamu dengan semua kekurangan kamu tanpa membandingkan mu dengan sosok lain yang lebih indah. Karena baginya kamu lah intan yang bersinar terang diantara beberapa berlian yang ada.
Gua belajar darimasalalu, Hari ini adalah hari pernikahan Devina dan Kekasihnya, setelah pertemuan tidak terduga kami di café beberapa bulan lalu akhirnya gua dan Devina memutuskan untuk berteman kembali. Bahkan Devina mengundang gua untuk menghadiri pernikahannya dengan Denis yang ternyata seorang teman SMA kami dulu, jodoh itu terasa sangat unik memang. Tiba-tiba teringat saat adegan film yang pernah gua tonton didalamnya ada kata-kata

            Ternyata benar, jika kamu mencintai seseorang kamu harus benar-benar melepaskannya bersama orang lain. Dan mengikhlaskan dia bahagia bersama orang lain, biarkan dia tersenyum walau senyuman itu bukan berasal dari hal yang kamu berikan untuknya.

No comments:

Post a Comment