“ kamu tahu berapa banyak pria yang menyatakan cintanya untuk ku? “
Queen terbaring dirumput hijau sejauh mata memandang , Rafa yang hanya terfokus
dengan buku yang memang mampu membawanya masuk kedalam dunia itu. Queen
menyeritkan dahinya melihat tiada respons yang berarti dari kekasihnya itu.
“ kamu tahu berapa banyak pria yang memang memberikan ku banyak
perhatian namun selalu ku abaikan” sekali lagi Queen mencoba untuk mencari
perhatian dari Rafa , namun nihil hasilnya Rafa masih saja disibukan dengan
sebuah bacaan yang sejak tadi ia genggam.
“ kenapa sih kamu enggak pernah seperti mereka! Yang selalu
memperhatikan aku! Yang selalu menyanjung ku dengan kata-kata manis dan kalimat
romantic yang memang mampu membuat ku terbuai” Queen mulai geram dan bangun
dari pangkuan Rafa.
“ aku bukan mereka yang akan memberikan mu ribuan kata romantic dan
memberikan mu sebuah perilaku yang mampu menyanjung mu. Aku memang terkesan
tidak memperdulikan kekasih ku namun jika kau tahu aku sungguh mencintai mu ,
aku hanya tidak perlu menunjukan betapa aku mencintai mu dengan ribuan kalimat
menjijikan itu.” Dengan tenangnya Rafa membalikan badannya dan berkata halus
dihadapan Queen melihat gadisnya sungguh tidak mengerti dengan apa yang
sesungguhnya ia rasakan.
“ tapi kamu itu enggak pernah sekali saja buat aku merasa tersanjung
menjadi kekasih mu”
“ apa yang kamu mau dari aku? Aku bukanlah seorang anak dari keluarga
kaya , aku pun bukan pujangga yang mampu menyanjung mu dengan kalimat indah dan
aku bukan seseorang yang mahir bermain alat music untuk menyanyikan mu sebuah
lagu cinta “ Queen menatap tajam garis wajah pria yang memang mampu menariknya
jauh kedalam perasaan terdalam yang ia miliki.
“ kamu terlalu special untuk ku. sehingga banyak pria sempurna ku
abaikan diluar sana. Disaat para pria itu menggoda ku dengan ribuan kalimat
manis yang kuharapkan hanyalah kamu yang mengatakan sebuah kalimat manis itu
untuk ku “
“ tapi apa mereka mampu membuat mu bahagia dengan kata-kata itu? “
“ tidak…..”
“ lalu? Mengapa kamu memilih bersama dengan ku saat ini” Rafa
melontarkan sebuah pertanyaan yang memang sudah sangat ingin Queen dengar
selama ini.
“ aku tidak membutuhkan kesempurnaan mu untuk itu. Jika mencari
sebuah kesempurnaan mungkin banyak pria diluar sana mampu ku dapatkan namun
hanyalah kamu yang mampu membuat ku terlarut didalam perasaan ini , kamu yang
mampu membuat ku berhenti dititik kelelahan ku mencari kesempurnaan. Kamu
berbeda dengan yang lainnya…” Rafa memeluk gadis berambut pendek yang sangat
teramat ia cintai , meskipun pada sesungguhnya Rafa bersikap sangat acuh dan
seakan tidak perduli akan kehadiran Queen didalam kehidupannya namun
sesungguhnya Rafa sangat menyimpan rasa sayang kepada gadis itu. Rafa yang
dikenal sama sekali acuh pada semua wanita saat bertemu dengan Queen sedikit
menunjukan perubahan meskipun hasilnya sama , hampir beberapa bulan Queen dan
Rafa saling mengenal Queen telah memahami sifat Rafa secara detail pantas saja
Queen masih sanggup bertahan dengan pria berkacamata itu. Bertubi-tubi Queen merasakan
sakit yang teramat karena sikap Rafa yang seakan menarik-ulur hati dan
perasaannya , namun tetap ia hiraukan sakit yang dia rasakan bagi Queen sosok
pria seperti Rafa lah yang selama ini ia cari bagaimana tidak kebanyak pria
menjalankan misi dengan sebuah kalimat manis serta ribuang kalimat gombal untuk
seorang wanita namun tidak untuk Rafa. Rafa adalah seorang pria yang memiliki
intensitas cuek cukup besar bahkan pada seseorang yang ia sayangi , baginya
memulai hubungan adalah hal konyol karena mampu mengganggu konsentrasinya dalam
pendidikan namun cepat atau lambat ia mulai menyadari hadirnya seseorang yang
ia sayangi mampu membuatnya bangkit. Setelah sekian lama Queen berada didalam
penantian panjang akhirnya Rafa memutuskan untuk mencoba membangun sebuah
hubungan , meskipun terbilang menggantung namun itu sudah cukup membuat Queen
merasa penantiannya sedikit terbalaskan.
“ tetap seperti ini Raf. Sepertinya baru saat ini kamu memeluku
dengan kehangatan ini..” Rafa hanya terdiam tanpa bahasa , bibirnya tersudut
menunjukan senyuman seakan tidak ingin melepaskan pelukan untuk Queen. Rasanya
memang besar pengorbanan yang telah dijalani oleh Queen , dari mulai menunggu
sosok yang memang belum dapat ditebak juga menunggunya memang terlihat seperti
gadis bodoh yang menunggu ketidakpastian , Queen adalah gadis yang cantik dan
pintar dia pun sudah sangat terkenal didalam dunia maya dengan semua artikel
mengenai kehidupan remaja saat ini tentu saja siapa pria yang tidak mampu ia
dapatkan? Hanyalah Rafa seorang pria yang sungguh sukar ia dapatkan. Nyatanya
memang kesabarannya selama ini terbalas , bukan berarti sehabis badai terbitlah
pelangi , tidak bahkan setelah mereka berada didalam sebuah hubungan Rafa
menjadi sama saja , kabar yang jarang diberikan Rafa masih tetap saja ,
perhatian yang diberikan Rafa pun seakan tidak seperti seorang kekasih mereka
masih layak disebut berada di zona “ friendzone” entah sampai kapan ini
terjadi. Apresiasi besar memang patut diberikan untuk Queen untuk menghadapi
itu semua , meskipun terlihat sangat terpuruk namun Queen mampu mengatasi itu
semua dan menganggap semua akan baik-baik saja. Let it flow itulah kalimat yang sangat mampu digambarkan
Queen untuk saat ini , semua akan mengalir seperti air yang memang tiada
ujungnya dimana air itu akan bermuara.
****
Lagi-lagi Queen
menatap layar ponselnya yang sudah beberapa hari ini terasa sepi tanpa pesan
singkat dari Rafa , ini memang bukan pertama kalinya terjadi Queen sudah mampu
bertahan dengan semua keadaan ini tapi entah mengapa untuk saat ini ada hal
yang memang mengganjal dirinya , untuk menanyakan apa sebenarnya terjadi
sehingga Rafa bersikap berbeda. Dan Queen ingin bertanya apa arti dirinya untuk
Rafa , bukankah beberapa waktu lalu Rafa menyatakan semua perasaannya? Dan
bahkan percakapan dirinya dengan Rafa masih tersimpan sehingga ia bisa membaca
percakapan yang memang hanya tercipta didalam obrolan bbm itu setiap
saat. Wajahnya yang murung menciptakan tanda Tanya besar dari beberapa teman
sekelasnya yang tidak biasanya melihat Queen seperti ini. Sesekali ia memutar
lagu-lagu bergenre mellow didalam ipodnya dengan menggunakan headset dan
merundukan kepalanya atau menutup dan menyembunyikan wajahnya dengan cardigan
yang ia gunakan sehari-hari.
“ Queen? Are u okay? “ sapaan seorang gadis berambut pirang
membuatnya kembali menegakan kepalanya melihat ke sekeliling kelas.
“ aku enggak apa-apa. Memang kenapa? “
“ kamu yakin? Kamu sakit? “ gadis itu kembali bertanya untuk
memastikan jika Queen dalam keadaan baik-baik saja.
“ you can see me? I’m okay Val” Queen tersenyum menatap Valiant
menandakan ia baik-baik saja namun bukan itu yang sebenarnya ia rasakan sungguh
keadaannya tidak dalam kondisi baik. Valiant tetap menatap wajah sahabatnya itu
, yang ada didalam hatinya tersirat jika sesuatu terjadi pada Queen saat ini.
“ what happened to you? I can’t see you look happy now” Valiant
meraih jemari Queen berharap ia mau berbagi apa yang ia rasakan saat ini
kepadanya.
“ I don’t know… I just need him now……” Queen merundukan wajahnya
enggan menatap Valiant yang melihat butiran airmata kini mulai membasahi
pipinya.
“ apa yang terjadi? Kamu kenapa sama Rafa? “ Valiant semakin geram
dengan sikap Queen yang selalu menyimpan dan memendam apa yang ia rasakan
seorang diri.
“ sikap Rafa semakin dingin dan seakan mau menjauh dari aku Val. Aku
sudah hapal apa yang dia sering lakuin selama ini tapi aku benar-benar enggak
paham sebenarnya siapa aku ini dimatanya. Aku menyimpulkan jika ia masih sama
mengganggap ku sebagai seorang teman yang dia datangi disaat ia kesepian”
“ semua ini resiko yang kamu ambil? Awalnya apa aku pernah bilang
kamu harus tetap bertahan? Jika kamu memilih untuk tetap bertahan kamu harus
terima semua ini , Rafa bukan seperti kebanyakan pria lain. Dia berbeda Queen”
“ lelah? Jujur aku lelah untuk semua ini , seakan ingin menyerah dan
berhenti cukup sampai disini namun sesaat ketika aku menyiratkan hasrat untuk
berhenti sampai disini aku teringat betapa lelahnya aku menunggunya dan
mengabaikan seseorang yang lebih darinya selama ini. Jika aku berhenti dan
menyerah aku akan melihat bagaimana jauhnya aku melangkah untuk bersamanya”
Valiant memeluk sosok sahabatnya yang selama ini ia anggap sebagai seorang yang
sangat kuat dalam menghadapi apapun , seorang wanita tangguh yang mampu melawan
semua rasa sakit yang ia rasakan dan seorang wanita yang mampu mempunyai
fikiran yang bisa membawanya keluar dari sebuah pilihan hidup yang menjebaknya.
Namun saat ini Queen yang ia kenal terlalu sering menerima rasa sakit dari
seorang pria yang bahkan tidak mampu membuatnya tersenyum untuk sebentar. Untuk
apa adanya sebuah hubungan jika hanya akan menyakiti satu pihak tanpa
memberikan kebagiannya? Logikanya terus berputar apa yang sebenarnya di
inginkan oleh Rafa sehingga membuat Queen terlarut didalam anggan kesedihan
seperti saat ini. Queen masih saja terisak didalam pelukan Valiant , gadis itu
memang sudah sangat menderita , rasa sakit yang selama ini ia pertahankan
akhirnya menjadi sebuah akhir kepedihannya , kesabaran yang memang ia miliki
kini berada di ambang kelelahan atas penantian yang selalu disia-siakan tanpa
dihargai perjuangannya. Sungguh sakit memang berjuang seorang diri didalam
sebuah hubungan.
****
Hampir 1 minggu
berjalan , namun masih saja Rafa tidak berniatan menghubungi Queen , Queen
telah lelah memulai untuk menghubungi Rafa terlebih dahulu sikapnya yang mulai
acuh dengan Rafa membuat semua menjadi runyam. Mengingat kesibukan yang
dimiliki Rafa, Queen pun selalu bisa memahami itu semua namun tidak untuk saat
ini rasanya memang Queen sudah sangat lelah memahami Rafa yang ternyata selalu
mengabaikannya. Queen hanya mampu berdiam diri menahan semua emosinya sesaat
melihat Rafa yang sedang asik berselancar disosial media bersama beberapa teman
wanitanya , meskipun hanya berbicara tentang kegiatan sekolah mereka Queen
sedikit merasa kesal sikap Rafa yang ternyata semakin menjadi terhadapnya,
Queen berfikir jika Rafa dapat bercengkramah dengan teman wanitanya di social
media namun untuk sekedar menghubungi dirinya pun Raka tidak bisa. Apa
sebenarnya yang terjadi? Beberapa kali Queen memutar otaknya mencari apa yang
salah dengan dirinya sehingga membuat Rafa berubah seperti ini, namun ia sama
sekali berfikir jika Rafa dan dirinya berada didalam kondisi baik-baik saja
sebelum ini terjadi.
“ aku merasa di gantung Zal, “ Afrizal yang sejak tadi memerhatikan
sekeliling kantin kemudian terfokus pada gadis yang berada dihadapannya ,
wajahnya yang murung menyita penuh
perhatian Afrizal.
“ maksudnya? Rafa belum kasih kabar sama lo?” Queen hanya menggeleng
saat Afrizal menanyakan pertanyaan itu , Afrizal menyeritkan dahinya tanda
tidak percaya dengan yang terjadi dengan sahabatnya itu.
“ lo udah coba hubungin dia duluan? Biasanya cowo juga nunggu Queen
untuk dihubungin duluan” sambungnya
“ aku capek selalu coba hubungi Rafa tapi pada akhirnya dia acuh
banget ke aku Zal” Afrizal menghela nafas panjang , mencoba berhati-hati dalam
berkata agar tidak menyakiti perasaan Queen nantinya.
“ mungkin dia sibuk? Atau ada urusan yang mendesak untuk gak
menghubungi lo saat ini? Positif thinking aja Queen”
“ aku udah sering kok di perlakuin seperti ini bahkan pernah saat
masa pendekatan dia enggak hubungin aku selama 1 bulan.” Afrizal tercengang
ketika mendengar pernyataan yang diucapkan Queen, betapa mempunyai kesabaran
hati yang sangat sahabatnya itu. Bukankah Queen sosok wanita cantik dan
terbilang pintar bahkan menurut Afrizal Queen mampu menarik perhatian banyak
pria yang mungkin melebihi dari Rafa.
“ Queen jangan nangis , gue gak kuat liat cewe nangis didepan gue.
Please Queen jangan nangis “ Afrizal mencoba untuk menyeka butiran airmata yang
terlanjur berlinang membasahi pipi Queen. Rasanya memang begitu hancur ketika
hubungan berada di ambang kehancuran , Queen sama sekali tidak tahu apa yang
bisa ia lakukan saat ini. Hanyalah air mata sebagai pengganti ribuan kata-kata
yang tidak bisa terucap didalam bibirnya. Afrizal tidak habis fikir dengan apa
yang dilakukan oleh Rafa , pria yang terlihat baik dan lugu itu bahkan mampu
membuat gadis periang seperti Queen merasa terpukul dan merasa sakit atas apa
yang ia lakukan.
***
“ apa yang sebenarnya terjadi sama lo Fa?” Afrizal berdiri tepat
dihadapan sahabatnya itu , mengingat jika ini semua adalah kesalahannya ,
kesalahannya mengenalkan Queen dan Rafa tapi pada akhirnya ia harus menyaksikan
Queen merasa terluka dengan hal yang diperbuat Rafa.
“ gue juga gak paham dengan
apa yang gue lakukan ini “ Rafa membalikan badannya berdiri membelakangi
Afrizal.
“ maksud lo? Fa , Queen udah benar-benar sakit karena lo! “
“ gue merasa kalau gue mengingkari janji gue sama diri gue sendiri
Zal. Dulu gue pernah berjanji untuk enggak pacaran sebelum lulus sma, dan
memang gue gak mau pacaran tapi yang akan gue lakuin adalah ta’aruf “ mendengar
semua pernyataan itu rasanya Afrizal ingin memukul Rafa bagaimana bisa ia
berkata seperti itu sementara ia yang memulai semua perkenalan hingga hubungan
yang ia jalani bersama dengan Queen?
“ jadi? Untuk apa Fa , untuk apa lo memulai ini? Sementara pada
akhirnya lo gantungin Queen! Ingat dia juga sahabat gue Fa! “
“ gue memang salah ini semuanya pun karena ego gue. Saat bersama
Queen rasanya gue punya seorang penyemangat dan seseorang yang memang mampu
buat gue bangkit , setelah gue jalanin semua ini rasanya ada yang mengganjal
Zal. Gue sayang sama dia tapi rasanya gue melanggar apa yang dulu pernah gue
tegasin ke diri gue”
“ lo harus bisa memilih. Tinggalin dia jika emang lo hanya akan
menyakiti dia. Kasih dia kepastian jika lo seorang cowo.” Afrizal meninggalkan
Rafa seorang diri , memang saat ini pilihan berat yang akan dihadapinya apa
yang harus ia ambil pun rasanya berat , meskipun sesungguhnya Rafa sangat
mencintai Queen namun ada hal yang memang sangat membuatnya tidak bisa bersama
Queen saat ini. Rintikan hujan sore itu menemani Rafa yang masih tetap
termenung dengan semua keputusan yang akan ia buat , keputusan yang memang
terbaik untuk Queen dan dirinya. Keputusan yang tidak akan menyiratkan sebuah
penyesalan.
Rafa memutuskan
untuk menghubungi Queen berharap ia mau menemuinya , beberapa kali Rafa mencoba
untuk mengirimkan beberapa pesan singkat untuknya tetap saja tidak ada balasan.
Hingga ia mencoba untuk menghubunginya tetap saja tidak ada jawaban untuk
panggilannya. Rafa sudah paham apa yang terjadi pada Queen saat ini , tapi
tidak biasanya jika ini terjadi ia menjadi seperti ini. Meskipun berada didalam
kemarahan Queen masih selalu menyempatkan waktu untuk membalas pesan ataupun
menerima panggilannya, ini semakin menyakinkan Rafa jika Queen sudah lelah
menghadapinya.
“ maaf , aku tahu kamu marah sama aku dan bahkan kamu sakit karena
sikap ku. ada yang ingin aku bicarakan tapi aku butuh kamu untuk datang besok
ditaman tempat kita biasa bertemu aku harap kamu datang “ sekali lagi Rafa
mencoba untuk mengirimkan pesan singkat untuk Queen meskipun Queen tidak
membalasnya tapi Rafa mengharapkan jika besok Queen akan datang menemuinya.
***
Percikan suara air mancur taman menciptakan keheningan diantara Queen
dan Rafa , tebakan Rafa memang benar Queen akan datang. Mereka berdiam diri
satu sama lain , berharap ada yang memulai percakapan diantara mereka namun
Rafa maupun Queen masih tetap berdiam diri.
“ apa yang sebenarnya kamu inginkan? “ Queen menatap Rafa dengan
tajam tatapannya seakan ia lelah dengan apa yang terjadi dan mencoba untuk
menerima semua yang terjadi.
“ maaf aku hanya bisa buat kamu sedih dan aku sama sekali gak bisa
bikin kamu bahagia”
“ apa yang kamu mau sekarang? Kamu mau akhirin semua? “ Rafa terdiam
mendengar secepat itu Queen mengatakan kata ingin berpisah.
“ aku gak bisa ngelanjutin ini sama kamu. Bukan karena rasa sayang
aku hilang atau karena orang ketiga.”
“ lalu apa? “ suara parau Queen terdengar ia mencoba untuk menahan
agar tangisannya tidak pecah. Ia mencoba untuk menenangkan dirinya dan mencoba
untuk tidak menunjukan sikap lemahnya dihadapan Rafa.
“ aku mengingkari janji ku kepada diriku sendiri. Aku berjanji untuk
enggak pacaran selama sekolah dan sekarang aku melanggar itu. “
“ lalu kenapa kamu mulai! Kalau pada akhirnya kamu ninggalin aku
kayak gini, “
“ aku melihat kamu karena kamu bisa menjadi seorang penyemangat untuk
ku dan kamu orang yang selalu memahami sifat egois aku , aku melihat semua itu
dari kamu…. “
“ kalau ini yang kamu pilih aku ikhlas. Terimakasih untuk luka yang
kamu kasih buat aku , ini bisa buat aku menjadi sosok yang kuat Raf” butiran
air mata Queen kembali berlinang , namun senyuman manis dipipinya membuat Rafa
merasa sangat tidak rela untuk melepaskan gadis yang memang sangat ia cintai
itu. Queen perlahan pergi meninggalkan Rafa. Rafa melihat sosok gadis itu pergi
meninggalkannya ,
“ tunggu aku beberapa tahun lagi. Dan aku akan kembali bersama mu”
Queen menghentikan langkahnya , melihat kearah belakang seakan tidak percaya
dengan apa yang dikatakan oleh Rafa. Nampaknya ia akan kembali memulai
penantian panjangnya kembali. Hanya senyuman yang ia tunjukan , senyuman
perpisahan untuk saat ini. Walaupun rasanya berat untuk meninggalkan semua ,
namun Rafa dan Queen berharap jika kesabaran mereka akan terbalas dengan hadiah
besar nantinya. Meski akan banyak penggoda diluar sana Queen yakin ia akan
melawati itu semua dan tetap menetapkan hatinya pada sosok pria yang selalu ia
sayangi.
No comments:
Post a Comment