Langkah ku terhenti sesaat berhadapan dengan sesosok yang hingga saat
ini enggan untuk ku temui selama ini aku memang selalu menghindari sosok itu
mungkin saja ia menyadari apa yang kulakukan ini namun untuk ku inilah yang
terbaik. Aku berusaha selalu menutup dan tidak membuka semua yang telah terjadi
, ku coba untuk selalu memaafkan semua yang terjadi tapi entah mengapa kenangan
itu begitu kuat membuat ku memang tidak dapat melupakan semuanya , meski sekuat
mungkin ku coba untuk melenyapkan itu tetap saja rasa itu kembali dan membekas
membuat ku enggan untuk melepasnya pergi. Sore itu pukul 4 dihalte sebuah bus
kota Bandung aku sedang menunggu bus yang akan membawa ku ketempat tinggal ku ,
hari itu hujan turun rintik-rintik firasat ku mengatakan jika sore hari nanti
akan turun hujan benar saja hujan turun dengan intensitas ringan namun mampu
membuat udara menjadi sangat dingin. Ku genggam payung berwarna merah terang
itu , terlihat sosok pria berseragam putih abu-abu seperti ku sedang menunggu
bus dihalte ini pandangan ku terjatuh sangat dalam menatapnya ku fikir
pengelihatan ku telah terganggu namun nyatanya ini adalah kenyataan yang ku
lihat memanglah Ardi. Sudah hampir beberapa bulan kami berpisah dan tanpa
alasan jelas yang mampu membuat ku merasakan sakit yang teramat karenanya ,
mengapa ia kembali dihadapan ku? aku tahu saat itu hanyalah kebetulan sesaat
namun mengapa harus dirinya? Aku menghela nafas ku mengatur seraya pernafasan
ini yang mulai tidak beraturan , detak jantung ku berpacu dengan cepat ketika
berada dihadapannya ini yang terjadi setiap kali aku bersamanya. Dia merupakan
alasan mengapa darah ku mengalir dengan cepat dan membuat irama tidak beraturan
didetak jantung ku. sesaat Ardi menolehkan pandangannya menatap ku , ku rasa ia
menyadari keberadaan ku saat itu.
“ Lian? Itu kamu? Lian?” suaranya masih sangat ku hafal , nada bicara
dengan logat lembutnya masih lekat didalam telinga ku , ingin rasanya ku balas
sapaan yang ia berikan namun apadaya rasa benci terhadapnya lebih besar dari
rasa rindu yang ku miliki kepadanya. Untung saja bus yang ku tunggu tiba ,
akhirnya aku bergegas untuk pergi dari tempat itu meninggalkan Ardi seorang
diri yang terus-menerus memanggil ku bahkan sempat berlari kecil mengejar bus
yang ku tumpangi ditengah rintikan hujan aku sudah tidak memperdulikannya aku
benar-benar tidak perduli dengan apa yang akan ia lakukan ya aku tidak perduli
akan semua itu.
***
Malam ini aku masih disibukan dengan beberapa artikel yang akan ku
serahkan kepada redaksi tempat dimana aku melakukan paruh waktu bekerja setelah
sekolah usai , kegemaran ku menulis membawaku untuk bekerja sebagai seorang
penulis cerita pendek maupun penulis artikel disebuah redaksi majalah remaja
kenamaan yang berada di kota Bandung. Beberapa kali ku coba untuk memperbaiki
semua tulisan ku , aku membutuhkan tulisan yang menarik dan sempurna , beberapa
kali ku coba untuk merevisi semua itu berharap aku akan menyerahkan semua
dengan sempurna. Memang sepenuhnya bukan untuk mencari tambahan uang bulanan
aku melakukan semua ini , ada hal lain yang membuat ku berusaha menekuni semua
ini alasan kuat yang membuat ku bangkit saat ini, alasan itu adalah untuk
melupakan Ardi ya kurasa semua kesibukan yang ku miliki cepat atau lambat mampu
membuat ku melupakan sosok itu. Teringat saat beberapa waktu lalu pertemuan
kami setelah sekian lama perpisahan yang ia ciptakan diantara kami berdua ,
rasanya memang terlalu jahat aku membiarkannya berlarian mengejar bus yang ku
naiki saat hujan bahkan ia rela tetap berteriak memanggil namaku namun aku malah tetap tidak memperdulikannya. Siapa
perduli? Yang dia lakukan melebihi yang ku lakukan , sikapnya yang membuat ku
terpuruk sekian lama mampu ku maafkan namun rasa sakit dan kebencian ku padanya
sungguh tidak mampu ku lupakan.
“ folder ini….” Airmata ku perlahan terjatuh melihat semua isi folder
yang memang sudah sangat tidak ingin ku lihat tapi apadaya? Rasanya tidak
sanggup menghapus semua yang berada didalam folder itu , ya folder yang berisi
semua gambar kami berdua puluhan gambar yang mampu membuat ku menangis karena
merindukan moment-moment indah bersama dengan Ardi. Sungguh aku merindukan itu
, aku berharap semua tidak akan berakhir dan kembali baik-baik saja namun semua
sudah terjadi ia pergi dan mungkin tidak akan kembali hanya kenangannya yang
kini berada didalam memoriku.
“ Lian? Gue boleh masuk? “ suara itu terdengar dari balik pintu , aku
sudah hafal siapa pemilik suara itu. Segera ku hapus airmata yang membasahi
pipiku aku tidak mungkin menunjukan didepan Fallen jika aku habis menangis ,
terlebih menangis karena Ardi kembali.
“ masuk Fall , aku gak kunci kok” Fallen menghampiri ku yang sedang
menyibukan diri didepan laptop ku, ia duduk diranjang ku memerhatikan apa yang
sedang ku lakukan dari kejauhan.
“ Lo kenapa?”
“ enggak apa-apa , emang ada yang salah dari ku? “ aku tetap
menenangkan diri , aku tahu Fallen mampu membaca sikon yang sedang terjadi pada
seseorang tapi aku berusa tetap tenang saat dihadapannya.
“ kenapa lagi? Ardi? Lo habis nangis lagi kan?”
“ nangis? Haha enggak Fall , aku enggak apa-apa “
“ jangan coba ngelak , apa perasaan yang lo rasain sama dia Li? Apa
masih seperti dulu? “ aku menghentikan fokus ku pada benda mati dihadapan ku
segera mengalihkan semuanya kepada sosok hidup yang ternyata mampu mengetahui
apa yang baru saja terjadi padaku.
“ entah. Aku mencoba untuk melupakan Ardi tapi semakin aku mencoba
untuk melupakan semakin kuat perasaan ku sama dia , rasa benci itu perlahan
berubah ya aku masih benar-benar merindukannya bahkan aku berharap jika semua
itu tidak berakhir masih sama seperti dulu tapi ketika aku bangun semua itu
telah berubah , menjadi sebuah kenyataan yang harus kuterima jika Ardi sudah
benar-benar pergi meninggalkan ku” aku menghela nafas panjang mencoba untuk
menahan butiran airmata yang memaksa jatuh dari pelopak mataku.
“ itu gak bisa dipungkiri kalau lo terlanjur sayang bahkan terlalu
mencintai dia. Dia bahkan udah sakitin lo tapi lo masih tetap gak bisa untuk
melupakannya , jangan munafik Li kalau lo masih sayang sama dia sekuat apapun
lo ngebenci Ardi maka semakin kuat rasa lo untuk dia.” Fallen menariku masuk
kedalam pelukannya rasanya memang aku sudah tidak sanggup menahan ribuan butir
airmata yang terjatuh rasanya sangat sesak bahkan aku tidak mampu berkata-kata
lagi ketika semua itu sudah terwakili oleh butiran airmata yang jatuh.
“ kamu tau Fall? Bahkan sampai saat ini aku sama sekali enggak bisa
membuka hati ku untuk orang baru. Semua yang pernah ku buat harus kandas begitu
saja hanya karena hatiku masih terjebak didalam bayang-bayang Ardi.”
“ Ardi sosok yang buat lo nyaman sampai kapan pun lo gak akan bisa
menemukan sosok yang sama seperti Ardi , Ardi mampu membuat lo tersenyum bahkan
saat dia menggoreskan luka yang dalam dihati lo Li” apa yang dikatakan Fallen
memanglah sebuah kenyataan , aku masih mampu tersenyum walaupun Ardi beberapa
pernah menyakiti ku , pernah beberapa kali menggoreskan luka dalam didalam
benak hati ku. sosoknya yang jauh dari kata sempurna mampu membuat ku jatuh
kedalam cintanya , aku hanya bermain-main awalnya namun aku salah Ardi mampu
membuat ku menjadi sangat nyaman sehingga sulit untuk ku meninggalkannya bahkan
sulit untuk ku melepaskannya pergi dari hidupku. Aku tidak mampu jika ia harus
pergi , dulu aku begitu terpuruk ketika menyadari kepergiannya yang secara
tiba-tiba bahkan tanpa alasan.
“ semakin aku coba untuk melupakan maka semakin kuat rasa ku untuk
tetap mengingatnya….”
“ semua itu karena banyak kenangan yang sudah lo laluin bersama dia
Li. Sadarlah semua ini karena kenangan. Jika lo mampu untuk menghapus semua
kenangan bersama dia , maka akan mudah cara lo untuk perlahan melupakan
sosoknya.” Semua ini Karena kenangan….. ya memang semua ini terjadi karena
terlalu banyak kenangan yang masih selalu ku ingat bersamanya sampai kapanpun
jika aku tidak mampu untuk melenyapkan semua kenangan yang ada bersamanya
dahulu aku tidak akan mampu melupakan sosoknya.
***
Melihat tawa mu
Mendengar senadung mu
Terlihat jelas dimataku
Warna-warna indah mu
Menatap langkah mu
Meratapi kisah hidupmu
Terlihat jelas hati mu
Anugrah terindah yang pernah ku miliki……
Lantunan lagu yang dibawakan oleh Afrizal mampu membuat ku terhanyut
, ya Afrizal adalah kekasih ku saat ini , ia merupakan sosok yang memang sangat
mengerti diriku bahkan dia adalah seorang pria yang akan selalu membuat ku
merasa aman ketika berada disampingnya. Memang sosok dirinya yang kini berada
disamping ku , meskipun setengah hati ku jalani bersamanya namun semua itu
kucoba tetap meyakinkan hatiku jika Afrizal yang kini mengisi relung hatiku. Hampir
2 bulan lamanya aku menjalin sebuah kisah cinta bersama dirinya, ku fikir
perlahan aku akan mampu melupakan sosok Ardi yang selalu menjadi bayang-bayang
didalam kehidupan ku tapi nyatanya aku tetap tidak mampu melupakannya bahkan
aku rela menyakiti mahluk tuhan yang begitu baik dengan mencintainya setengah
hati ku mencintai Ardi.
“ hey , kamu udah lama?” Afrizal menghampiri ku sehabis mengisi acara
tadi , nampaknya ia melihat ku saat aku menyaksikan penampilannya yang mampu
membius dan membuat para gadis remaja histeris beriteriak memanggil
namanya bagaimana tidak posisi Afrizal
sebagai seorang Vokalis dan juga kemahirannya bermain piano mampu membuat
mereka mengagumi sosok pria tinggi berkacamata yang saat ini adalah kekasih ku.
“ enggak kok , sejak kamu dipanggung aku sudah disini. Penampilan
yang amazing”
“ terimakasih sayang” iya menatap mataku lalu membelai halus
rambutku. Terlihat bagaimana ia sangat teramat bersikap tulus menyakiti ,
seandainya ia tahu apa yang kurasakan sebenarnya dan aku mengatakan semua
mungkin aku akan benar-benar menyakiti dirinya. Kami berdua memutuskan untuk
bergegas pergi dari lapangan mengingat hujan yang mulai turun , penampilan
akhir ditutup dengan kehadiran guest star yang mampu membuat keramaian yang
pecah saat SO7 bermain dipanggung dengan membawakan lagu-lagu andalannya ,
tadinya memang aku dan Afrizal memutuskan untuk berteduh menjauhi lapangan akan
tetapi Afrizal menarik ku kembali kelapangan membawaku ikut dalam keramaian
yang tercipta. Kami terlarut dalam keramaian itu sesaat SO7 membawakan lagu “
Dan” ku resapi lirik demi lirik yang ada bukankah ini sebuah lagu yang pernah
dinyanyikan oleh Ardi untuk ku? ya aku
ingat saat itu aku melihatnya membawakan sebuah lagu milik SO7. Pandangan ku
kembali tertuju pada seorang pria yang ternyata ikut terhayut juga didalam
keramaian ini , Ardi bersama dengan teman-temannya larut dalam keseruan yang
ada pandangannya pun tajam menatap ku yang berada bersama Afrizal disebrang ia
berada saat ini. Aku mencoba untuk terfokus membuang pandangan ku enggan untuk
menatapnya, kusadari Ardi memang masih memandangi ku dari kejauhan sungguh aku
tidak mungkin membalas tatapan itu teringat sedang bersama siapa diriku saat
ini. Afrizal secara tiba-tiba membuka jaket yang ia kenakan dan memakaikan
jaket itu untuk ku melihat tubuh ku yang sudah sangat basah karena hujan yang
turun sangatlah deras bagaimana bisa ia seperti ini? Ia rela tubuhnya
kedinginan hanya demi menghangatkan tubuhku? Tuhan apakah kau kirimkan ku
malaikat saat ini? Lalu mengapa aku masih sangat mengharapkan seorang yang
sudah sangat menyakitiku tuhan?................
****
“ sudah kamu habiskan obatnya? “ Seorang wanita paruh baya
menghampiri Ardi yang sedang terbaring diranjangnya , sambil membawakan segelas
susu hangat untuk Ardi yang terlihat sangat lemas.
“ mamah janjikan sama aku kalau tidak memberitahukan semua ini kepada
teman-teman ku? terutama Lian?” Jessy itu hanya tersenyum sambil menarik
selimut untuk menyelimuti tubuh anak laki-laki yang sangat ia cintai dan banggakan.
“ mamah janji akan merahasiakan semua ini. Asal kamu menuruti semua
perkataan mamah. Kemotherapy itu sangat penting sayang” lagi-lagi Jessy
menunjukan rasa sayangnya yang teramat kepada Ardi. Jessy membelai halus rambut
Ardi , semenjak kanker itu menyerang Ardi kehidupan Jessy memang berubah karena
saat ini yang ia miliki hanyalah putra semata wayangnya saja. Semenjak papah
Ardi meninggal beberapa tahun lalu hanya Ardi yang menjadi penyemangat di hidup
Jessy. Dan kini Jessy harus menerima kenyataan jika cepat atau lambat anak
laki-lakinya akan pergi meninggalkannya.
“ mah , tunggu sampai Ujian ku berlangsung maka aku akan mengikuti
semua itu. Tapi untuk saat ini aku masih kuat mah” Ardi tersenyum , rasanya ia
memang tidak tega untuk melihat seorang ibu yang sangat ia cintai itu bersedih
karena kondisinya saat ini.
“ baiklah. Lalu bagaimana kelanjutan hubungan kamu dengan Lian?” Ardi
terdiam sesaat Jessy menanyakan hal itu sudah sangat lama memang Jessy tidak
pernah mengungkit tentang Lian kembali namun saat ini ia malah mengingatkan
Ardi akan sosok gadis yang sebenarnya tidak mampu ia lupakan.
“ mungkin semua bisa mamah ketahui nanti “ Ardi tersenyum , memang
belum saatnya Jessy mengetahui apa yang telah terjadi diantara mereka berdua
saat ini. Jessy hanya mengenggam jemari tangan Ardi seperti menyiratkan sebuah
kekuatan yang Ardi miliki adalah dirinya yang akan selalu ada untuk menjadi
penyemangat hidupnya.
***
Hujan kembali membasahi kota Bandung , hari ini adalah hari dimana
Ujian tingkat SMA memasuki hari akhir. Hujan yang tidak kunjung reda sejak
siang tadi memaksa ku untuk bertahan disekolah , hanya ada beberapa murid yang
berada disekolah selebihnya rela menerobos hujan , memang ini adalah hari
terakhir dari semua kelelahan ku selama beberapa bulan lalu adalah bulan
berdarah untuk semua siswa kelas XII dan titik pencapaiannya adalah hari ini
rasanya memang seperti beban yang kurasakan hilang beban berat yang ku bawa
telah lepas. Aku berdiri di ujung lorong , ini memang hari sial untuk ku mengapa
pagi tadi ku tinggalkan payung dimeja belajar dan tidak membawa payung itu
kembali. Afrizal kembali ke rumah lebih awal ada beberapa persiapan untuk acara
yang akan ia hadiri nanti siang dan aku mempersilakannya kembali sendiri tanpa
menunggu ku alhasil aku menunggu hujan reda seorang diri. Suara sepatu mendekat
kearah ku entah suara itu masuk ketelinga ku begitu jelas padahal music dari
ipod ku nyalakan dengan volume yang cukup kencang.
“ belum pulang? “ sapaan itu begitu jelas terdengar ditelingaku. Aku
menoleh memastikan jika siapa yang ku tebak adalah benar. Ardi menatap ku ,
rasanya memang aku ingin segera pergi dari tempat itu aku selalu akan
menghindari pertemuan kami yang terbilang walau tidak disengaja. Aku memutuskan
untuk menerobos hujan yang masih cukup deras , ini yang harus ku lakukan jika
aku terjebak bersamanya bukan tidak mungkin rasa itu kuat terus-menerus
menyiksa ku.
“ Lian tunggu….” Ardi mengejar ku , namun aku sama sekali tidak
menghiraukannya aku terus berlari meninggalkannya dihujan yang sangat deras
memang airmata itu tidak akan terlihat , ya aku kembali menitikan airmata ku.
bukannya seharusnya bersyukur aku dapat bertemu kembali dengannya? Bukankah
beberapa waktu lalu aku berharap untuk melepas rasa rinduku untuk bertemu dengannya?
Namun mengapa saat tuhan telah memberikan waktu itu aku malah terus-menerus
menghindarinya?. Didalam benak ku memang tersirat jika aku berada dihadapannya
bukan rasa itu akan musnah namun rasa itu akan selalu tetap ada. Rasa yang
memang membuat ku tidak mampu memulai mencintai sosok baru didalam kehidupanku.
Hari itu aku berjalan disebuah pertigaan jalan yang sangat sepi , tidak ada
mobil yang melintas aku terus berlari hingga tidak tersada jika sebuah mini bus
melaju kencang kearah ku ,
“ LIAN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! AWAAAAAAAAAAAAASSSSSSSSSS” aku merasakan
bagaimana seseorang melepar tubuhku hingga jauh , ya tubuhku terlempar jauh
dari jalan namun kesadaran yang kumiliki mampu membuat ku bangkit dari
kesakitan ku itu. Aku mencoba untuk meraih jemari tangan Ardi , Ardi yang telah
mendorong tubuhku hingga tersungkur membuat ku terbentur mengenai trotoar
jalan. Ardi yang merelakan mini bus itu menghempaskan tubuhnya yang terlempar
bahkan sempat terlindas sadis , darah merah ku lihat membuat seperti kubangan
seragam putih yang dikenakannya berubah menjadi merah pekat dengan semua
kesadaran ku , aku mencoba berteriak meminta pertolongan yang ada Ardi terlihat
sudah tidak sadarkan diri aku terus menerus mengoyang-goyangkan tubuhnya
berharap ia masih bisa mendengar ku dan bangun dari ketidak sadarannya. Ardi
apa yang sebenarnya kau lakukan ini? Mengapa kau merelakan tubuhmu terluka dan
menyelamatkan ku? Ardi apa salah diriku menilai mu? Ini semua salah ku jika
saja aku tidak bertingkah seperti seorang anak kecil mungkin semua ini tidak
akan terjadi? Mungkin semua ini tidak akan
terjadi!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
************
Keesokan harinya dipemakaman Ardi aku masih benar-benar terpukul
dengan semua kejadian ini aku masih belum bisa menyadari jika semua ini
terjadi. Ini semua salahku , ini semua salahku!!! Jika saja aku tidak bersikap
seperti itu mungkin ini tidak akan terjadi. Aku menatap foto Ardi yang
diletakan tepat disamping tempat peristirahatan terakhirnya rasanya aku memang
belum bisa melepaskan kepergiannya tanpa mengetahui sebuah alasan yang
mengangtung diantara kami berdua. Dengan tegar hati ku taburi bunga-bunga yang
sejak tadi kubawa , tidak lupa ku letakan seikat mawar putih yang dahulu selalu
ia berikan untuk ku. ya mawar putih , bunga yang membuat ku kembali mengingat
semua kenangan kami dulu dengan menggunakan 24ikat mawar putihlah Ardi
menyatakan cintanya dan menyatakan jika dia ingin aku menjadi sosok wanita yang
berada didalam pelukannya. Sungguh aku mengingat semua itu namun saat ini
rasanya baru kemarin aku merasakan kebahagiaan bersama dirinya , baru beberapa
waktu lalu kami berdiam diri tanpa sapaan dan baru beberapa waktu lalu aku dan
dia mendapati pertengkaran yang sangat hebat….
“ hapus airmata mu , disana Ardi akan menangis jika kamu tidak
merelakan kepergiannya” seorang wanita paruh baya membangunkan dan mencoba
untuk membuat ku kembali tersenyum sesaat melihat dirinya yang begitu tegar
menerima kepergian Ardi. Bahkan tante Jessy tidak menitikan airmata disaat jenazah
Ardi dikebumikan saat itu.
“ ini semua salah ku. aku yang menyebabkan semua ini seharusnya mini
bus itu menabrak tubuhku bukan Ardi. Maafkan aku semua ini salah ku” Tante
Jessy menarik ku masuk kedalam pelukannya , aku memang tidak kuasa menahan
semua ini , tangis ku pecah aku terus menerus menyalahkan diriku untuk kejadian
ini.
“ Lian ini semua sudah takdir yang ada, ini bukanlah kesalahan
dirimu. Berhenti untuk menyalahkan dirimu. Ini bukan salah mu sayang “ tante
Jessy kembali menenangkan diriku sungguh wanita ini memiliki hati malaikat
bahkan dirinya sama sekali tidak mempermasalahkan semua yang terjadi bahkan
sampai mengakibatkan kematian Ardi.
“ aku bahkan belum dapat mengatakan yang sebenarnya pada Ardi.
Sungguh semua yang dulu pernah ku ucapkan hanyalah ucapan semata aku tidak
membencinya , bahkan sampai saat ini aku masih sangat mencintainya. “
“ ada beberapa hal yang ingin ibu bicarakan dengan mu. Ibu sudah tahu
tentang semua hubungan kalian yang berakhir tanpa alasan jelas , Ibu meminta
maaf atas nama Ardi yang telah menyakiti mu, Ardi memiliki alasan mengapa ia
melakukan semua itu kepadamu bukan berarti ia membuang mu dan ia meninggalkan
mu begitu saja. Beberapa bulan lalu Ardi divonis mengidap sebuah kanker yang
bahkan sudah memasuki stadium akhir , keluhannya selama belakangan lama
ternyata berbuah sebuah penyakit yang juga dimiliki oleh mendiang Ayahnya,
dokter sudah memberitahukan tentang kehidupannya yang tidak akan bertahan lama.
Kemungkinan terbesar Ardi akan bertahan dalam 3 bulan jika ia bersikukuh tidak
akan melakukan Kemotherapy, banyak alasan yang membuatnya untuk tidak melakukan
semua itu. Salah satunya adalah kamu Lian, sebelum kamu mengetahui semua itu
Ardi sudah akan memutuskan hubungan kalian dan membuat kamu membencinya dengan
hal itu Ardi akan ikhlas dan rela melihat mu bersama orang lain. Dia hanya
tidak ingin membuat mu bersedih dengan apa yang terjadi, beberapa kali Ibu
menemukan Ardi membuka semua gambar kalian berdua dan terus memandangi foto
kalian berdua yang sengaja ia pasang disamping ranjangnya bahkan sebelum
terlelap tidur ia selalu mengatakan jika ia merindukanmu. Bahkan sangat
merindukan mu. Surat ini Ibu temukan disamping ranjang Ardi , sebelum ia pergi
untuk menyelesaikan Ujian akhirnya Ardi sempat menuliskan surat ini tapi
paginya surat itu tertinggal dikamarnya.” Apa yang sebenarnya ku lakukan? Aku
sungguh tidak mampu memaafkan diriku , mengapa tidak ada seorang pun yang tahu
tentang hal ini dan mengapa Ardi sama sekali tidak memberitahukan tentang semua
itu, alasannya yang tidak ingin membuat ku bersedih sungguh tidak bisa ku
terima jika saat ini yang ku rasakan begitu terpuruk dengan semua kejadian yang
ada pantaskah dahulu aku mengatakan sangat membenci sosoknya? Pantaskah aku
menghindarinya? Pantaskah aku ingin menyelenyapkan dirinya dari relung jiwaku?
Aku yang telah membunuhnya! Aku yang telah membuatnya pergi untuk selamanya!
****
Dear Lian.
Apakabar
mu? Sudah sangat lama tidak berbincang bersama dengan mu… kamu tahu? Aku
merindukan sosok mu , merindukan semua kisah tentang kita , tentang senyuman
yang selalu aku lihat dari mu , tentang tawa yang selalu ku ciptakan bersama
dengan mu hari ku telah menjadi berwarna , bersama dengan mu juga aku telah
terlarut didalam kebahagiaan. Lian , maaf jika aku menyakiti mu , maaf aku
menggores luka yang sangat dalam, didalam perasaan mu , maaf jika airmata mu
sia-sia kau teteskan hanya demi menangisi ku. Sebuah alasan yang membuat ku
seperti ini namun sampai saat ini aku tidak mungkin memberikan alasan itu,
kelak kamu akan tahu apa alasan yang ku miliki , bukan karena aku yang tidak
mencintai mu lagi bukan pula tentang orang lain yang ku cintai selain dirimu ,
sungguh jauh dari semua itu ada hal lain yang mampu membuat ku bersikap sejahat
ini. Tapi ku lihat kini kau bersama dengan pria lain? Benarkah kamu sudah mampu
melupakan ku? syukurlah aku sungguh bahagia melihat itu semua , aku melihat
senyuman dari mu dan tatapan mu menatap pria itu, aku tahu kesedihan mu sudah
berakhir. Pria itu adalah sosok yang sudah ku kenal , dia baik , mempunyai
sopan santun yang tinggi , dia pintar , dia terkenal dan dia akan menjaga
seorang wanita yang bersamanya untuk itu aku sangat merelakan mu pergi bersama
dengannya. Sekali lagi maafkan semua yang sudah ku lakukan kepada mu. Rasanya memang
sikap permintaan maaf ku sangat tidak gentle kepada mu namun beberapa kali aku
mencoba meminta waktu untuk berbicara dengan mu tapi kamu selalu menghindar?
Apa yang salah dari ku? apa sikap ku begitu membuat mu membenci ku sampai kamu
tidak mau menemui ku? Haha aku paham itu. Tapi jika saja kamu membaca tulisan
yang baca untuk mu , aku meminta permintaan maaf ku ini jauh dari lubuk hati ku
yang terdalam. Satu lagi Lian , aku masih sangat mencintai mu , aku masih
sangat merindukan mu dan aku masih menganggap mu sebagai kekasih ku sampai
dengan detik ini. Masih kah kamu simpan 24 mawar putih itu? Lihat didalam mawar
putih itu ada sebuah mawar palsu yang kuselipkan itulah yang mewakili rasa ku
untuk mu. Mawar palsu itu tidak akan layu sampai kapan pun maka itulah yang
akan terjadi dengan semua rasa yang ku miliki. You’re my reason for life…
thanks for coming to my life. I love you more than anything. Sebuah hal yang
akan ku katakan kembali , ku mohon simpan airmata mu , simpan airmata mu untuk
nanti. Dan berjanjilah kepada ku jika kamu akan tetap mengejar mimpi mu untuk
menjadi seorang Dokter! Ya berjanjilah kamu akan selalu berusaha untuk meraih
itu. Aku pergi…….
Ardianwarna.
Tangisan ku pecah sesaat membaca semua tulisan itu , apa yang
sebenarnya terjadi? Ini mimpi? Ya ini hanyalah mimpi yang kulakukan hanyalah
bangun dari mimpi berkepanjangan ini. Aku harus bangun dari mimpi ini dan
menyudahi semuanya. Tapi faktanya ini adalah kenyataan yang harus kuterima ,
dan kenyataan yang harus ku jalani apa yang apakah aku harus mati jika ingin
mengakhiri semua? Ku ambil mawar putih yang semua hampir menghitam kecuali
sebatang mawar yang warnanya masih putih bersinar nyatanya itu adalah sebuah
bunga plastic yang memang tidak akan layu dimakan masa.
“ Ardi maafkan aku , semua ini salah ku , semua ini salah ku maafkan
aku di” Aku tersungkur kelantai , ku genggam mawar itu , rasanya memang berat
menyadari semua ini sebelum ku tahu semua ini Ardi sudah terlebih dahulu pergi
meninggalkan ku.
“ semua ini bukan salah kamu. Semua ini bukan salah kamu” Afrizal
memeluk ku erat mencoba menenangkan semua tangisan pilu yang ada , kesedihan
itu tidak mampu ku sembunyikan kembali aku memang sudah sangat terpuruk dengan
semua ini.
“ hey , ingat apa pesan terakhir dipesan itu? Kamu tidak akan
menyia-nyiakan airmata itu? Bukannya Ardi ingin kamu tetap menjalani hidup
kamu?” Afrizal terus menerus membuat ku merasa lebih tenang , apakah dia tidak
akan meninggalkan ku setelah mengetahui semua? Tentang perasaan ku yang
seutuhnya tidak ku berikan untuk mencintainya? Lalu saat ini hanyalah dirinya
yang berada tegar menopang ku untuk kembali bangkit. tuhan apa ini malaikat
yang kau kirimkan untuk ku disaat badai
besar menerjang ku kau kirimkan sosok pelindung untuk membuat ku kuat menghadapi
badai ini?
“ apa kamu tetap berada disisiku? Saat aku sudah menyakiti mu? Apa
kamu masih tetap akan bersama ku? maafkan aku jika aku tidak memberikan
seutuhnya perasaan yang ku miliki untuk mu”
“ aku mencintai mu dengan apa adanya. Aku berusaha merasa tegar untuk
tetap bersama dengan mu , aku mencintai kamu jadi aku juga harus tahu apa yang
akan kurasakan jika aku bersama kamu. Aku akan tetap berada bersama kamu.” Pria
berkacamata ini mencium hangat kening ku , tuhan memang mengirimkan sosok malaikat
didalam dirinya untuk ku. kelembutan hati dan ketabahan yang dimiliki oleh
Afrizal mampu membuat ku tenang , ya yang Afrizal katakan memang benar aku
tidak seharusnya menangisi kepergian dari Ardi karena Ardi menginginkan
kebahagiaan dari diriku bukan tangisan yang ku tunjukan mungkin saja dengan
tangis ku akan berbuah ke kecewaan untuk Ardi disana? Perlahan aku coba untuk
menyadarkan diriku , hidup ini akan tetap berjalan masih banyak mimpi yang ku
tata dengan rapi dan langkah demi langkah akan ku tempu demi mencapai mimpi ku.
tuhan tahu mana yang terbaik dan tuhan telah menyadarkan diriku untuk tetap
melangkah , terlebih tuhan telah memberikan ku sosok penguat didalam kehidupan
ku. Sosok yang akan tetap membuat ku kuat , dan sosok yang akan selalu menjadi
penyemangat ku. Terimakasih untuk semua , terimakasih untuk tetap berada
didalam kehidupan ku dan terimakasih telah menjadi penguat ku.