Friday, 10 July 2015

To him from your Future...

Dear my future husband.
Entah dimana kamu saat ini , siapa kamu dan kapan kita akan dipertemukan aku akan selalu meminta pada yarob untuk selalu menjaga mu , selalu menepatkan mu di kalangan para umat Allah yang memang terbaik. Saat ini aku sedang berusaha menjadi sosok yang soleha , sosok wanita yang paham akan agama yang ku jalani dan belajar menjadi sosok makmum mu suatu saat nanti. Aku masih menata masa depan ku , menata semua ke suksesan ku untuk kedua orang tua dan keluarga ku. Aku pun yakin kamu sedang melakukan hal yang sama dengan ku, kamu yang bekerja keras sebelum nantinya kita dipertemukan. Aku tidak mengetahui siapa kamu , entah itu teman ku saat disekolah , teman sejawat dengan ku atau bahkan orang yang pernah ada didalam masalalu ku. Di bisikan doa ku dalam butiran tasbih selalu ku panjatkan cinta ku pada yang maha kuasa , ku selipkan doa ku untuk mu kepada yarob. Ketika suatu saat itu datang aku ingin melakukan beberapa hal bersama dengan mu ku harap kamu pun mau untuk melakukan itu. Aku tidak memuluk sebuah  permintaan yang berlebihan hanya beberapa permintaan kecil seperti menjadi imam ku disetiap sujud ku kepada ALLAH , selalu menjadi imam yang membimbing ku ketika aku melakukan kesalahan , menjadi sosok ayah yang soleh untuk amak-anak ku kelak. Aku sudah membayangkan betapa nikmat yang Allah berikan saat ayah ku melepaskan ku disela ijab yang akan terjadi nanti untuk mu. Aku akan menjadi tanggungan mu sepenuhnya bukan lagi tanggungan orang tua ku , bahkan dosa dan kesalahan ku akan kembali kau tanggung terang saja Allah menjanjikan surga untuk mu jika saja kamu berhasil menjadi imam yang takwa dan beriman. Aku masih merasa hina dan penuh dosa , jelas aku ingin mendapatkan sosok yang soleh suatu hari nanti , maka dari itu akan ku perbaiki diriku dan berserah diri pada maha pencipta. Betapa nikmat yang ku rasakan saat kamu dan aku bersujud berdoa dalam mihrab cinta kelak, memohon untuk diberikan rahmat dalam keluarga yang akan kita jalani kelak. Aku mencintai mu karna Allah, aku mengasihi mu karna Allah dan karna Allah yang telah mempertemukan ku dengan dirimu. Satu lagi permintaan ku untuk bersama mu nanti , cium lah kening ku didepan ka’bah nanti dan katakan jika kamu mencintai ku lahir dan batin , berjanjilah jika kamu akan selalu menjadi imam yang memimpin ku disaat sujud nanti. Lalu aku akan berjanji menjadi makmum yang berada di samping mu , yang selalu ada disaat kamu terjatuh dan selalu memberikan mu semangat. Aku tidak akan meninggalkan mu jika nanti kamu terjatuh atas segala hal , yang ku lakukan adalah tetap berada bersama mu , bangkit kembali bersama mu. Karna dalam ijab itu aku telah memiliki perjanjian pada yang maha kuasa untuk tetap berada bersama dengan dirimu apapun keadaan yang ada suatu saat nanti. Aku akan menjadi orang yang selalu mencium tangan mu setelah kita memanjatkan doa bersama dan kamu menjadi pria yang selalu mengusap keningku setelah kita melaksanakan kewajiban sebagai muslim.

-Untuk mu sosok imam ku kelak.