Dear
my future husband.
Entah
dimana kamu saat ini , siapa kamu dan kapan kita akan dipertemukan aku akan
selalu meminta pada yarob untuk selalu menjaga mu , selalu menepatkan mu di
kalangan para umat Allah yang memang terbaik. Saat ini aku sedang berusaha
menjadi sosok yang soleha , sosok wanita yang paham akan agama yang ku jalani
dan belajar menjadi sosok makmum mu suatu saat nanti. Aku masih menata masa
depan ku , menata semua ke suksesan ku untuk kedua orang tua dan keluarga ku.
Aku pun yakin kamu sedang melakukan hal yang sama dengan ku, kamu yang bekerja
keras sebelum nantinya kita dipertemukan. Aku tidak mengetahui siapa kamu ,
entah itu teman ku saat disekolah , teman sejawat dengan ku atau bahkan orang
yang pernah ada didalam masalalu ku. Di bisikan doa ku dalam butiran tasbih
selalu ku panjatkan cinta ku pada yang maha kuasa , ku selipkan doa ku untuk mu
kepada yarob. Ketika suatu saat itu datang aku ingin melakukan beberapa hal
bersama dengan mu ku harap kamu pun mau untuk melakukan itu. Aku tidak memuluk
sebuah permintaan yang berlebihan hanya
beberapa permintaan kecil seperti menjadi imam ku disetiap sujud ku kepada
ALLAH , selalu menjadi imam yang membimbing ku ketika aku melakukan kesalahan ,
menjadi sosok ayah yang soleh untuk amak-anak ku kelak. Aku sudah membayangkan
betapa nikmat yang Allah berikan saat ayah ku melepaskan ku disela ijab yang
akan terjadi nanti untuk mu. Aku akan menjadi tanggungan mu sepenuhnya bukan
lagi tanggungan orang tua ku , bahkan dosa dan kesalahan ku akan kembali kau
tanggung terang saja Allah menjanjikan surga untuk mu jika saja kamu berhasil
menjadi imam yang takwa dan beriman. Aku masih merasa hina dan penuh dosa ,
jelas aku ingin mendapatkan sosok yang soleh suatu hari nanti , maka dari itu
akan ku perbaiki diriku dan berserah diri pada maha pencipta. Betapa nikmat
yang ku rasakan saat kamu dan aku bersujud berdoa dalam mihrab cinta kelak,
memohon untuk diberikan rahmat dalam keluarga yang akan kita jalani kelak. Aku
mencintai mu karna Allah, aku mengasihi mu karna Allah dan karna Allah yang
telah mempertemukan ku dengan dirimu. Satu lagi permintaan ku untuk bersama mu
nanti , cium lah kening ku didepan ka’bah nanti dan katakan jika kamu mencintai
ku lahir dan batin , berjanjilah jika kamu akan selalu menjadi imam yang
memimpin ku disaat sujud nanti. Lalu aku akan berjanji menjadi makmum yang
berada di samping mu , yang selalu ada disaat kamu terjatuh dan selalu
memberikan mu semangat. Aku tidak akan meninggalkan mu jika nanti kamu terjatuh
atas segala hal , yang ku lakukan adalah tetap berada bersama mu , bangkit
kembali bersama mu. Karna dalam ijab itu aku telah memiliki perjanjian pada
yang maha kuasa untuk tetap berada bersama dengan dirimu apapun keadaan yang
ada suatu saat nanti. Aku akan menjadi orang yang selalu mencium tangan mu
setelah kita memanjatkan doa bersama dan kamu menjadi pria yang selalu mengusap
keningku setelah kita melaksanakan kewajiban sebagai muslim.
-Untuk
mu sosok imam ku kelak.