Kehilangan memang hal yang
paling menyedihkan dihidup , mau itu kehilangan apapun tetap aja menyakitkan
menyedihkan , yang harus disadari disaat lo kehilangan sesuatu hanyalah ikhlas
untuk membiarkan hal itu pergi mungkin semua itu memang belum ditakdirkan
menjadi milik lo. Contohnya saja kehilangan uang , kamu merasa sangat sedih
sewaktu kamu kehilangan barang kertas yang nyatanya bisa buat ngebeli apapun ya
yang kamu lakuin saat kamu kehilangan itu hanyalah ikhlas kalau itu bukan
rezeki lo. Tuhan itu gak diam saja kok , kalo lo mengikhlaskan apa yang telah
pergi ia akan berjanji untuk menganti semua itu dengan yang lebih dari sesuatu
yang hilang dan kamu ikhlaskan , semua indah pada waktunya walaupun gue agak
sedikit freak dengan kalimat ini tapi lambat laun gue tau arti dari kata makna
ini.
Jika lo terus-menerus berusaha
untuk mendapatkan seseorang yang akan bersanding dengan lo tapi sejauh usaha
itu lo lakuin tapi Tuhan berkata “ Ini belum saatnya” semua itu tidak akan
terjadi , tapi jika disaat lo sama sekali tidak tertarik untuk berhubungan atau
saat-saat dimana lo tidak butuh pendamping tapi Tuhan berkata “ Dia adalah
orang yang akan menemani kamu saat ini” ya semua itu akan tercipta. Semua Fate
itu enggak ada yang tau , bahkan ilmuan sejenius dewa pun enggak ada yang tahu
tentang takdir seseorang hanyalah Tuhan yang memegang kendali semuanya.
Begitu juga dengan kehilangan ,
semaksimal mungkin lo mempertahankan itu aga tidak lepas dan pergi dari lo jika
Tuhan berkata “ Sudah saatnya ia pergi darimu , sudah saatnya ia meninggalkan
mu” memang itu adalah kalimat yang paling ditakuti oleh semua orang. Gak Cuma kehilangan
sosok pendamping hidup , tapi kehilangan sosok yang memang menjadi semangat
hidup lo , seseorang yang membuat lo berjanji untuk membahagiakannya someday,
your Parents. Nyatanya memang enggak ada satu orang pun yang ingin di
datangi oleh kalimat itu , kehilangan memang sangat teramat menyakitkan entah
itu kehilangan dalam arti sementara atau kehilangan untuk selamanya tapi yang
jelas kehilangan itu membuat seseorang belajar. Belajar dalam keikhlasan
menerima yang telah pergi dari dirinya , kehilangan membuat lo lebih sadar dan
menerima dengan mudah apa yang terjadi pada lo , Tuhan gak mungkin selamanya
memberikan apa yang ia berikan untuk lo , cepat atau lambat Tuhan pasti akan
mengambil apa yang telah ia berikan sama lo.
Jika dalam hal ini yang hilang
adalah seseorang yang sangat lo cintai dan lo sayangi tentu lo akan merasa jika
berat mengikhlaskannya pergi terlebih berat melihatnya suatu saat bersanding
dengan sosok lain. Sedih? Hancur? Iya semua pasti ada proses , proses lo
bergalau karena telah kehilangan seseorang yang lo sayangi , namun disini juga
ada proses dimana lo bangkit dan mengikhlaskan sesuatu yang sudah pergi. Mungkin
dia bukan seseorang yang Tuhan kirim buat lo , jangan pernah berfikir jika
ketika Tuhan memutuskan untuk memisahkan lo dan dia Tuhan itu jahat. Ada alasan
mengapa ia memisahkan kalian , tapi dibalik semua itu Tuhan sudah menyiapkan
seseorang yang akan datang dimasa depan lo , dimana waktu yang sudah
ditetapkan.
Belajar keikhlasan dari
kehilangan memang perlu dan apalagi jika saat itu lo mampu bangkit itu adalah
hal yang hebat menurut gue , bangkit dari semua keterpurukan lo buka mata dan
lihat jalan ini masih terlalu panjang untuk dihabiskan dengan bersedih. Ingat apa
janji yang selama ini lo ucapkan disela doa lo “ Tuhan bantu aku untuk menjadi
seseorang yang sukses kelak nanti dan bisa membahagiakan kedua malaikat yang sangat ku banggakan dan ku
cintai” setiap kali jika lo terpuruk sedih dan gak tau bagaimana hidup lo akan
berlangsung nantinya , coba selalu ingat mereka. Mereka yang sangat
mengharapkan lo jadi seseorang yang sukses yang dapat mengangkat derajat mereka
kelak dimasa depan kesuksesan lo.
Jangan pernah menjadikan sebuah
kehilangan sebagai musibah atau petaka karena dibalik itu semua ada banyak
pelajaran yang memang dapat diambil dan dipelajari. Nyatanya mengikhlaskan itu
lebih indah dan mampu bangkit adalah sebuah kekuatan yang terbesar yang ada
didiri seorang manusia…



